PWMU.CO –Memasuki hari ketujuh Lebaran masyarakat RW 02 Kelurahan Sukolilo Baru Kecamatan Bulak Kota Surabaya punya tradisi Riyoyo Kupat, Rabu (12/6/19).
Di setiap rumah warga yang memiliki anak usia di bawah dua belas tahun membuka warung ketupat. Para penjual cilik ini berpakaian adat Jawa dan Madura cerminan warga pesisir Pantai Kenjeran.
Anak-anak ini melayani para pembeli dari para tetangga yang berdatangan untuk mencicipi ketupat lengkap dengan kare rajungan, aneka masakan udang, sayur lodeh manisa, masakan khas pesisir. Ada juga yang menyajikan ketupat dengan soto Madura. Minumnya dawet serabi.
Selain ketupat juga ada pilihan lontong yang masing-masing punya cita rasa sendiri. Ketupat lebih padat. Sedangkan lontong lunak. Pasangan ketupat yaitu lepet yang terbungkus janur juga tersedia.
Karena para penjualnya dilakukan anak-anak maka tradisi ini disebut warga sebagai riyoyo kupat mini. Suasana ini mirip seperti anak-anak bermain pasar-pasaran. Siapa pun boleh datang. Tua, muda, maupun teman-temannya. Ketika berminat makan mereka harus mengucapkan kata, ”Tumbas,” yang artinya beli.
Segera penjual cilik dengan gesit melayani membuat sajian ketupat lengkap. Walaupun ada ucapan jual beli tapi makanan itu dinikmati gratis. ”Semua makanan dan minuman ini gratis. Kita kan sedang pasar-pasaran,” ujar Aqilah Qotrunnada AlMahbubah(10) siswa SD Muhammadiyah 9 Sukolilo.
Tak pelak suasana Riyoyo Ketupat membuat kampung Sukolilo menjadi meriah. Halaman rumah warga dipenuhi para pembeli. Tampak hadir Camat Bulak Prayit bersama ibu-ibu Darma Wanita yang ikut menikmati pesta ketupat di kampung nelayan ini. (Bunda Tri)