PWMU.CO – Tradisi launching buku dalam Kajian Ramadhan di lingkungan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah masih terjaga pada tahun 2016 ini. Bertempat di DOME Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), 4 buku karya anggota PWM Jatim dilaunching oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah DR Haedar Nashir (11/6).
Keempatnya adalah Prof Achmad Jainuri, Nur Cholis Huda MSi, Nadjib Hamid MSi, dan Prof Imam Robandi. “Atas nama Ketua Umum PP Muhammadiyah, 4 buku ini saya luncurkan,” begitu kata Haedar ketika diminta panitia untuk melaunching buku tersebut.
(Baca: Ayu ‘Sihir’ Peserta Kajian Ramadhan Muhammadiyah Jatim dan Malik Fajar: Peradaban Dibangun dengan Kesadaran dan Iman)
Sebelumnya, 4 penulis itu diberi kesempatan untuk menjelaskan secara singkat isi buku tersebut. Nur Cholis Huda yang diberi kesempatan pertama menyatakan bahwa bukunya yang berjudul “Kasih Ilahi Tak Bertepi” itu banyak menguraikan tentang berbagai peristiwa yang tidak terduga. “Hidup ini menjadi indah antara lain karena ada kejadian yang tidak terduga, bahkan kadang di luar nalar kita,” urainya menjelaskan buku bertebal viii dan 178 halaman tersebut.
Sementara di kesempatan kedua, Prof Achmad Jainuri menjelaskan bahawa terorisme ternyata tema menarik dalam kajian gerakan radikalisme dan diyakini tidak akan pernah berakhir. Karena itu, kata Jainuri, buku Radikalisme dan Terorisme, Akar Ideologi dan Tuntutan Aksi, merupakan upaya untuk memahami berbagai gerakan tersebut. “Apalagi jika persoalan yang menyebabkan munculnya aksi ini tidak diselesaikan,” jelasnya tentang buku berhalaman xii dan 176 itu.
(Baca: Begini Cerita Prangko “PKO Moehammadijah” Dijadikan Cover Buku Monumental di Inggris dan Telah Berpulang, Anggota Tim Penyusun Buku Sejarah Muhammadiyah Jawa Timur)
Sementara Nadjib Hamid MSi, yang menulis “Fiqih Kekinian” secara singkat menjelaskan isi buku tersebut dengan isu-isu kekinian. “Misalnya anak hasil zina, yang setelah dites DNA, ternyata ketahuan siapa bapaknya. Sehingga bapak biologis ini harus bertanggung jawab, termasuk dalam masalah administrasi kenegaraan Indonesia,” jelasnya sambil menguraikan bahwa isi buku kebanyakan belum tertulis dalam buku-buku klasik.
Sementara Prof Imam Robandi, yang menulis buku “Semangat Berkemajuan”, menguraikan tentang cara penulisannya. “Buku yang tebalnya 692 halaman ini berangkat dari pengalaman keliling ke berbagai daerah Indonesia setelah muktamar di Makassar 2015 kemarin,” urainya sambil menyatakan ternyata banyak sekolah Muhammadiyah yang bisa menyuntikkan semangat berkemajuan. (lazuardy)