PWMU.CO – Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Agus Purwanto menyatakan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah keniscayaan bagi umat Islam karena itu merupakan perintah Allah SWT yang tersirat dalam kitab suci Alquran.
“Jadi, iptek itu bukan ilmunya orang kafir dan bukan berasal dari Barat. Tapi, iptek itu ilmunya para Nabi. Islam tidak asing dengan iptek. Maka, kita (umat Islam) harus kembali menguasainya,” ujarnya ketika menerima kunjungan studi mahasiswa Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya.
Agus memaparkan materi tentang “Peran Majelis Tarjih Muhammadiyah dalam Segmen Teknologi” tersebut di Gedung Muhammadiyah Jatim Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (15/6/19).
Dosen Fisika ITS itu menerangkan, ada banyak ayat Alquran yang memerintahkan umat Islam untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlahnya sebanyak 800 ayat yang bicara tentang alam.
“Seharusnya 800 ayat Alquran tentang alam itu bisa menjadi basis epistemologi atau basis teori untuk pengembangan iptek di dunia Islam,” tuturnya.
Sayangnya, kritik dia, umat Islam terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengkaji fikih. Sebaliknya, menegasikan pengkajian ayat Alquran yang memuat tentang alam tersebut.
“Hampir 1000 tahun terakhir ini para ulama kita hanya fokus mengkaji fikih. Penentuan halal dan haram atau lainnya. Dampaknya, harus diakui dunia Islam jadi tertinggal dalam penguasaan iptek,” kritiknya.
Agus melanjutkan, ketertinggalan dunia Islam dalam penguasaan iptek juga membuat mereka ditempatkan sebagai konsumen dan kuli. Padahal, idealnya mindset rahmatan lil alamin itu ya produsen dan suka memberi. Bukan malah jadi kuli di negeri sendiri.
“Kita ini bukan bangsa produsen karena semua barang yang kita pakai itu produk bangsa lain. Smartphone, mobil, motor, pesawat terbang, misalnya, buatan bangsa lain. Kita ini hanya konsumen saja,” tegasnya.
Lalu, pertanyaannya siapa yang harus bertanggung hawab untuk membuktikan ketinggian dari agama Islam? “Ya, kita. Para sarjana Muslim,” tutur pendiri pesantren sains (trensains) ini
Agus lalu mengajak, umat Islam kembali menjadikan Alquran sebagai sumber ide untuk pengembangan iptek berbasis riset. Pasalnya, tradisi riset dulu digenerasi awal sarjana Islam berkembang begitu pesat.
“Tradisi itu kini pudar. Nah, tugas kita adalah memulai kembali memperbanyak riset dengan basis epistemologinya adalah ayat-ayat alam. Hal itu agar dunia Islam tidak lagi tertinggal,” tandasnya. (Aan)