PWMU.CO – Fikir dan dzikir adalah dua dimensi yang sering dibahas untuk mencari keharmonisan. Penerapan kedua dimensi ini sering terjadi permasalahan. Dimana dimensi fikir sering berjalan sendiri dengan ekstrimismenya dan begitupun dimensi fikir. Demikian petikan tausiyah yang disampaiakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi dalam pembukaan kajian Ramadhan yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM) di Hall Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dome, Sabtu (11/6).
Banyak kalangan, lanjut Haedar yang sekedar memaknai Bulan Ramadhan sebagai bulan untuk mengolah batiniah dan meningkatkan spiritualisme. Namun, mengesampingkan dimensi fikir, dan sebaliknya.
(Baca: Dalam Kajian Ramadhan, Haedar Bongkar Penyebab Lahirnya Terorisme dan Ayu ‘Sihir’ Peserta Kajian Ramadhan Muhammadiyah Jatim)
”Dimensi fikir dan dzikir adalah dua dimensi yang harus kita miliki dan berjalan dalam koridor yang harmoni, demi munculnya Islam yang berkemajuan,” kata Haedar di hadapan 2500 peserta yang berasal dari anggota Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Jawa Timur.
(Baca: Bangsa Indonesia Gagal Berpuasa dari Eksploitasi Alam)
Hingga di Bulan Ramadhan ini, terang Haedar, menjadi sangat statis dan egosentris, tidak berkembang. Untuk itu haedar berharap, dengan kajian rutin yang diselenggarakan PWM Jatim di setiap tahun ini, muncul pencerahan dan bisa memberi manfaat. Terutama mengenai harmonisasi kemampuan berfikir dan dzikir. (nas/aan)