PWMU.CO- Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Koordinasi dan Penyamaan Persepsi Monitoring dan Evaluasi Pendidikan Dasar Muhammadiyah dilaksanakan di ruang rapat VIP Gedung A Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), Ahad (16/6/19).
Acara ini dihadiri kepala sekolah pendidikan dasar Muhammadiyah (SD dan MI) dari empat kabupaten, yakni Trenggalek (8 orang), Ngawi (7 orang), Jember (9 orang), dan Sidoarjo (6 orang). Hadir pula utusan dari PP Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Ketua Program Literasi Kelas Awal Enik Setyawati MPd memaparkan, kegiatan monev dilakukan seluruh sekolah yang bersangkutan pada Juli hingga Oktober 2019.
”Saya mengucapkan terima kasih kepada koordinator yang telah menyiapkan seluruh kegiatan monev ini. Tujuan kegiatan ini terbagi ke dalam tiga hal. Yaitu menjelaskan pola monev literasi yang akan dilakukan. Pengoordinasian semua hal yang berhubungan dengan monev, dan penyamaan informasi aspek penilaian pada aspirasi terhadap monitoring literasi di sekolah Muhammadiyah,” ujar Enik.
Monev ini, sambungnya, terdiri dari monev internal dan monev eksternal dan terdapat jadwal untuk keduanya sebagai laporan terhadap sasaran program literasi.
Drs Delmenita, anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam sambutannya menyampaikan, FGD ini terselenggara bukan hanya terdokumentasi tetapi harus terlaksana.
”Ketika kita salah mendidik, salah memberi maka kesalahan yang diterima akan berkepanjangan. Efeknya sekolah tidak akan diminati. Sehingga literasi sebagai sarana pokok siswa untuk memahami pembelajaran yang diterima,” katanya.
Orientasi FGD disampaikan oleh Muchlasin Amrullah SUd MPdI, koordinator monev. Dalam orientasi ini peserta dibagi ke dalam empat kelompok. Antar kelompok dapat saling bertukar pikiran yang dipandu fasilitator.
FGD satu membahas prinsip-prinsip monev sekolah Muhammadiyah Jawa Timur disampaikan oleh Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim Dra Arba’iyah Yusuf MA. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok mulai berdiskusi di sela penjelasan oleh pemateri.
FGD dua memaparkan penyusunan instrumen serta sosialisasi pelaksanaan dan pleno monev yang dipimpin oleh Drs Delmenita. Peserta masih dalam kelompok diberi dua lembar kertas untuk setiap orang.
Mereka diminta merancang instrumen atau indikator-indikator pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Rancangan harus disesuaikan dengan anak-anak di usia sekolah dasar sehingga mudah mereka pahami dan terapkan.
”Meski melaksanakan program ini dengan bersusah payah kita patut bersyukur karena tim inovasi menilai kegiatan ini luar biasa. Apa yang dilakukan telah dirasakan oleh mitra,” terang Arba’iyah. (Inka, Lintang)