PWMU.CO– Semua yang ada di dunia ini bisa diperoleh dengan uang, terkecuali dua hal: kehormatan dan kehidupan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Dr Abdul Haris MPdI dalam acara Silaturrahim dan Halal bi Halal yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Suci, Manyar, Gresik, di Cordoba Convention Hall SMAM 10 GKB Gresik, Ahad (16/6/19) malam.
Menurut Haris, kehormatan seseorang akan hilang dan tidak memiliki arti apa-apa bila seorang pemimpin sudah tidak jujur dalam bersikap. ” Pejabat itu kalau sudah jatuh apalagi karena korupsi mau dibeli dengan berapa miliarpun, nama kehormatanya tidak bisa kembali, ” ujarnya.
Begitu pula dengan kehidupan. “Sekaya apapun seseorang, segagah apapun seseorang, bila sudah usia lanjut maka tidak bisa kekayaan itu membeli umur, ” jelasnya.
Mengutip Alquran surat Al-Baqarah ayat 200-201, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surabaya itu menyampaikan empat wujud kebaikan dunia (fiddunya hasanah) sebagaimana yang dipanjatkan di setiap doa umat Islam yang dikenal dengan doa sapu jagat itu.
Pertama, saaturrizki yang berarti luas rezekinya. Kekayaan seseorang akan bernilai manfaat lebih bila mengandung unsur barakah. Sedangkan nilai keberkahan harta seseorang terletak pada sedekah jariyahnya.
Kedua, wal’afiyah atau sehat badannya. Seseorang diberikan kekayaan melimpah dalam hidupnya, tapi bila dia sakit-sakitan (sakit parah), maka kekayaan itu tidak bisa menjadi sumber kebahagiaan hidupnya. “Walaupun dia kaya, rumah banyak, harta melimpah, tapi kalau dia sakit stroke, ya semuanya itu tidak ada artinya bagi dirinya. Juga tidak bisa menikmatinya,” jelasnya memberikan contoh.
Walamanu menjadi hal yang ketiga dari wujud kebaikan dunia. Haris menerangkan arti walamanu yakni aman hidupnya. “Seseorang yang dalam hidupnya tenang, tidak ada musuh dan juga tidak pingin punya musuh,” terangnya.
Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu menegaskan bahwa kehidupan di organisasi Muhammadiyah itu penuh dengan kesejukan dan keharmonisan. Sehingga dia menilai tidak elok bila ada permusuhan di antara pimpinan Muhammadiyah tingkat Ranting, Cabang, dan Seterusnya.
“Di Muhammadiyah itu sejuk dan jangan mencari musuh, Ranting bukan musuh Cabang, Majelis juga bukan musuhnya pimpinan amal usaha. Terus jaga dan bergerak bangun keharmonisan bersama melalui Muhammadiyah,” tuturnya.
Kebaikan dunia keempat yaitu azwaja waauladu thaathu. Maksudnya, seseorang yang mendapatkan pasangan hidup dan anak yang taat. Menurutnya, pasti merugi orang-orang yang kaya dengan limpahan harta, sehat badannya, terkenaldi masyarakat akan tetapi memiliki anak dan istri yang tidak taat.
Di akhir tausiahnya, Ustadz Haris berpesan kepada para orangtua khususnya para ibu agar di era yang modern nan serba digital ini jangan sampai terpedaya oleh gadget (gawai) yang dapat menjadi sumber kehancuran rumahtangga.
Dia juga memaparkan hasil survei Majelis Tarjih dan Tarjihh bahwa sebanyak 60 persen kehancuran rumah tangga disebabkan oleh HP.
“Wahai para ibu yang menjadi model di rumah, Ingatlah sehebat apapun di luar dengan karir yang tinggi, tetaplah di rumah. Seorang ibu adalah makmum bagi suami, jangan sampai terbalik, ” pesannya.
Tausiah yang disampaikan secara gamblang, yang disertai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari dan diselingi dengan senda gurau menjadikan suasana kegiatan silaturahmi menggembirakan.
Haris menutup tausiahnya dengan menyanyikan lagu berikut: “Jagalah suami jangan kau sakiti/ridha suami juga ridho ilah/doakan suami saat jihad menanti/ihlaskan suami saat menikah lagi.”
Spontan semua hadirin semangat menyanyikan namun akhirnya tertawa lepas bersama. (Anis Shofatun).
Discussion about this post