PWMU.CO – Ada saja ulah penipu. Kali ini mau ngerjai Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur lewat sumbangan bencana tanah longsor Pacitan.
Walaupun bencana Pacitan sudah lewat dua tahun lalu tapi masih bisa dimanfaatkan oleh penipu ini. Saat terjadi bencana itu PWNA memang menggalang dana untuk membantu korban. Tiba-tiba Senin (15/7/2019) seorang penipu mengatasnamakan Sri Marheni asal Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menghubungi Hadiatul Hikmah, narahubung PWNA, melalui pesan Whatsapp.
Nomor telepon yang dipakai 081251168450. Sri Marheni mengaku telah mentransfer uang sebesar Rp 7.500.000 untuk donasi korban bencana Pacitan. Dia tahu program dan nomor PWNA dari pamflet yang disebar lewat media sosial.
Awalnya tidak ada yang curiga karena Sri Marheni menunjukkan struk bukti transfer ke rekening PWNA. Foto struk itu sempurna seperti lazimnya. Transaksi terjadi pada 15 Juli 2019. Dari Bank Permata ke Rekening PWNA di Bank Jatim.
Lewat pesan WA Sri mengatakan salah transfer. Awalnya hanya ingin donasi Rp 750.000 namun salah pencet kelebihan angka nol di belakang. Lalu Sri meminta agar sisanya dikembalikan sebesar Rp 6.750.000 hari itu juga.
”Ibu Sri ini memaksa segera mengembalikan sisa uangnya hari ini. Kalau gak bisa full paling tidak Rp 4 juta dulu. Katanya untuk keperluan pembayaran,” cerita Hadiatul Hikmah, ketua Bidang Sosial dan Kemasyarakatan PWNA Jatim.
Hadiatul menambahkan, sebenarnya donasi untuk korban Pacitan sudah ditutup lama namun PWNA tetap melayani jika ada donatur menyumbang. Pengurus sudah berniat mengembalikan sisa uang yang diklaim Sri itu. Tapi untuk memastikan uang transfernya perlu cek dulu ke Bank Jatim.
Dijelaskan, karena rekening Bank Jatim atas nama PWNA Jatim tidak bisa cek saldo lewat ATM maka harus datang ke bank. Tapi prosedur yang memakan waktu ini malah dimanfaatkan donatur palsu Sri Marheni melancarkan ancamannya. Main gertak.
Dia membalas WA,”Kan gak lucu kalau saya minta bantuan Hotman Paris jika tak ada proses juga 20 menit ke depan.” Hotman Paris adalah pengacara terkenal di Jakarta.
Terus dia melanjutkan,”Sebelumnya saya mohon maaf nanti diselesaikan di jalur hukum saja. Saya capek ngemis begini. Saya cuman minta hak saya aja kok ga minta duit pribadi ibu dan anggotanya.”
Hadiatul abaikan ancaman itu. Dia dan bendahara PWNA Nurul Fajriah tetap pilih cek dulu ke bank. Ternyata tanggal 15 Juli 2019 siang tidak ada uang masuk transfer dari Bank Permata seperti tercantum dalam struk. Esoknya 16 Juli 2019 pagi, dia cek lagi. Tetap tidak ada uang masuk ke rekening PWNA.
Setelah yakin tak ada transaksi, dia menjelaskan kepada Sri bahwa tidak ada uang masuk ke rekening PWNA pada tanggal yang tertera di struk. Mungkin merasa gagal ngerjai PWNA, Sri Marheni tak memberi respon.
Akhirnya PWNA memutuskan memblokir nomor telepon penipu ini. Hadiatul berharap tidak ada lagi penipuan beraksi seperti ini. ”Kita jadikan pelajaran saja. Lain kali kalau buka donasi kita pakai rekening pribadi bendahara saja agar mudah dicek lewat ATM atau M-Banking,” katanya. (Afni)