PWMU.CO – Haruskah mengasuh anak dengan protektif supaya masa depan anak dapat terarah, sehat, dan cerdas gemilang? Tentu tidak perlu. Memang, setiap orangtua pasti mendambakan anaknya kelak menjadi manusia sempurna. Bahkan tidak sedikit orangtua yang berharap anaknya kelak lebih baik dari si orangtua. Itu dapat terealisasi jika orangtua menurunkan sedikit egonya, mau belajar untuk menjadi orangtua bijak yang mampu mengasuh anak dengan metode yang baik.
Motivator Ippho Santosa pernah mengatakan: impian seperti arah, tindakan seperti lari. Cari dan pahami arahnya, lalu berlarilah. Itulah gambaran mewujudkan impian. Sama halnya dengan pengetahuan pengasuhan anak. Orangtua harus benar-benar paham pola pengasuhan yang yang jitu/tokcer agar terwujud anak yang diimpikan.
Jangan sampai anak dididik ala kadarnya dengan dalil sibuk, tidak ada waktu, dan sebagainya. Maka impian pasti jauh dari kenyataan, jika mimpi menjadikan anak gemilang tidak diusahakan/wujudkan dengan pola pengasuhan yang baik.
Normalnya, memang setiap orangtua mengidamkan buah hatinya dapat menjadi manusia yang cerdas gemilang. Cerdas dalam KBBI adalah perkembangan tubuh yang sempurna dan akal budinya optimal. Maka cerdas itu harus dikawal sejak dari dalam kandungan hingga lahir ke dunia oleh orangtua. Karena aspek kecerdasan inilah yang melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Seperti kecerdasan intelenjensia, emosi, spiritual, natural, sosial, dan kecerdasan alamiah dan ilmiah lainnya.
Meskipun tidak mudah mewujudkan kecerdasan anak yang paripurna, namun orangtua harus terus mengupayakan memberi pola pengasuhan yang tepat kepada anak, supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan kecerdasan yang mendekati sempurna.
Terkait perkembangan kecerdasan anak, Psikolog LPOA Dinar Jawa Timur Lely Ika Mariyati, M.Psi dalam Matan (2015) mengatakan, kecerdasan anak dipengaruhi dua faktor: biologis (genetika) dan lingkungan. Faktor biologis datangnya dari Sang Pencipta, sementara faktor lingkungan, seperti pola pengasuhan, iklim, dan budaya dapat diupayakan kearah yang lebih baik.
Lebih jauh Lely menyuguhkan 10 tips pola tokcer pengasuhan anak yang dapat memengaruhi peningkatan kecerdasn anak. Pertama, doakan anak-anak agar menjadi anak yang shaleh dan hidup berguna bagi diri dan orang lain kelak. Kedua, orangtua harus memberi asupan makanan bergizi seimbang agar tubuh anak sehat optimal. Karena sehat fisik dapat memengaruhi perkembangan psikis anak atau sebaliknya.
Ketiga, menyediakan fasilitas mainan edukatif dan hindari tayangan TV/game yang tidak mendidik. Mainan edukatif dapat berupa menggunting kertas menjadikan perahu, kapal, kupu-kupu, dan sebagainya. ada lagi permainan mewarnai, bermain puzzle, menggambar, dan permainan edukatif lainnya. Bermain demikian dapat menggerakkan otak dan tubuh, sehingga anak tidak pasif, karena pasif berakibat obesitas dan masalah jantung. Lely menyarankan orangtua agar mendampingi anak saat nonton TV, agar mengrahkan yang perlu. Sementara main game tidak lebih dari 30 menit. Bersambung ke hal 2 ….