PWMU.CO-Pengajian Ahad Pagi Qolbun Salim digelar di Masjid Sabilillah Sumlaran Sukodadi Lamongan, Ahad (28/7/2019). Hadir sebagai penceramah Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Masro’in Assafani.
Di ceramah Masro’in membuka dengan pertanyaan, jika pada waktu adzan terdengar, kemudian ada pengumuman pemerintah membagikan dana Rp 1 juta per orang, kira-kira pilih datang ke masjid atau ke kantor desa?
Hadirin menjawab serentak, ”Ke masjid….”
”Benar, bapak-ibu, pahala Allah lebih besar dari pada dana yang diberikan manusia,” jelasnya.
Lantas Masro’in mengingatkan, masalah kurban itu juga pahala yang besar dari Allah. Sebagai bukti kecintaan manusia kepada penciptanya. ”Seperti kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang taat kepada Allah dengan pengorbanan jiwa,” tuturnya.
Kemudian Masro’in membacakan Alquran surat Maryam ayat 54-55. ”Ceritakanlah Muhammad kisah Ismail seorang yang benar janjinya, sebagai Nabi dan Rasul. Dan dia menyuruh keluarganya shalat dan menunaikan zakat dan dia seorang yang diridhoi Tuhannya.”
Ketua Majelis Tabligh ini menjelaskan, kandungan ayat di atas tentang karakter Ismail yang perlu diteladani. ”Pertama, jujur. Dari sifat jujur ini menjadi orang menepati janji. Maka kejujuran membentuk kepribadian unggul dan menjadi jauh dari kedhaliman bahkan jauh dari sifat kecurangan,” katanya.
Kedua, dia sebagai Rasul dan Nabi Allah yang tugasnya memberikan ketegasan agar mentauhidkan Allah, serta menebar risalah dan berita kebenaran. ”Kita sebagai penerus para Nabi maka berkewajiban untuk menteladaninya,” tambahnya.
Dijelaskan, Ismail juga menggerakkan keluarganya untuk menegakkan shalat dan zakat. Dari sini tumbuh spiritualitas keluarga. Memiliki hubungan vertikal tunduk kepada Allah, dan melaksanakan zakat, ini mengadung makna sebagai gerakan sosial. ”Tindakan yang dilakukan Ismail sebagai cermin orang yang diridhoi Allah,” jelas Masroin. (*)
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto