PWMU.CO –Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74, halaman SMA Muhammadiyah 1 Babat Lamongan menjadi meriah, Rabu (14/8/2019). Kepala sekolah, guru dan karyawan memakai baju adat, etnis, dan profesi.
Ada yang berbaju bak pejuang tempo dulu, baju batik, beskap Jawa, lorek Madura, petani, ustadz, baju ala KH Ahmad Dahlan, dan paling unik dan nyentrik pakaian kepala suku Indian.
Isa Anshori yang memakai pakaian kepala suku Indian itu guru Seni Budaya ini. Dia rakit sendiri pakaian dan asesorisnya. Mahkota dibuat dari rangkaian bulu ayam jago yang disambungkan dengan tali khas seperti sering dilihat di TV.
Pakaiannya dari bahan karung goni dengan rumbai-rumbai di bagian bawah. Dilengkapi dengan tongkat kayu yang ujungnya diberi kepala banteng lengkap dengan dua tanduknya. Tulang kepalanya diberi hiasan rumbai dari tali goni.
Dia tidak malu-malu memeragakan. Selalu pasang aksi sehingga memukau para siswa yang menyaksikan. ”Kesempatan inilah yang saya tunggu-tunggu,” katanya. Pakaian goni itu sebenarnya serabut bikin gatal bila menyentuh kulit. Karena itu Isa memakai pakaian dalam berlengan panjang.
Kepala Sekolah Nurul Huda memilih baju Madura ala Sakerah. Kaos lorek merah putih dipadu dengan baju hitam dan celana lebar hitam juga. Kepala dihiasi udeng, tangannya bawa clurit. Lalu pakai kacamata hitam. Jadilah Sakerah keren.
Hari itu juga digelar lomba. Ada Mimbar Kemerdekaan. Ini lomba pidato antar kelas. Ada 14 kelas mengirimkan oratornya. Topiknya Kesatuan dan Persatuan.
Mazrostul Khoirul Ummah salah satu peserta mengatakan, sudah mempersiapkan diri jauh hari dengan latihan. ”Menang atau kalah tidak masalah, yang penting berani tampil dan pengalaman,” tandasnya.
Ada sesi fashion show menampilkan pakaian adat. Para guru dan karyawan berjalan dua-dua membayangkan di atas catwalk. Bergaya bak peragawan peragawati dengan lenggak-lenggok dan gerakan yang menarik. Lomba lainnya yang diikuti siswa seperti kaligrafi, tartil Alquran, futsal sarung. (*)
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto