PWMU.CO – Berbahagialah bagi orang yang istiqamah karena dia akan ditemani malaikat sehingga tidak perlu sedih dan takut.
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PSM) Kabupaten Gresik Anas Thohir SAg MPdI mengemukakan hal itu dalam Pengajian Bulanan Pimpinan Ranting Aisyah (PRA) 2 Gresik Kota Baru (GKB) yang digelar di Jalan Elang C/1 Gresik Kembangan Asri (GKA), Rabu (21/8/19).
“Bagi orang yang istiqamah di dunia yang diartikan ikhlas, sabar, menjaga hati, tidak syirik, dan perbuatan (baik) terus menerus, maka tidak boleh bersedih (la tahzan) karena malaikat hadir pada orang istiqamah dan ditemani di akhirat,” kata Anas Thohir menjelaskan makna surat Fussilat ayat 41:
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu.'”
Guru Al Islam SMA Muhammadiyah 1 Gresik itu juga mengingatkan, perbuatan istiqamah dipengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu dia menyarankan agar jamaah pengajian memilih lingkungan atau teman yang baik.
“Sifat dunia dicabut bagi orang orang yang istiqamah apabila meninggal. Selain itu konsekuensi bagi yang istiqamah adalah mendapat nikmat hebat, tidak bersedih, tidak takut, dan malaikat datang untuk memberi ketenangan,” terang Anas.
Mengawali penjelasan soal istiqamah itu, Ketua Takmir Masjid KH Ahmad Dahlan Gresik itu mengupas Alquran surat Fussilat. “Monggo ibu-ibu, kita buka Alquran surat Fussilat ayat 19-20,” ajaknya.
“Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya.
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.”
“Kenapa ibu- ibu?” tanya Anas. Menurut dia, karena manusia diberi hidayah melalui pendengaran, penglihatan, dan kulit. “Itulah kenapa penglihatan, pendengaran, dan kulit jadi saksi bagi orang kafir ketika dimasukkan ke neraka,” terangnya.
Anas lalu menceritakan pengalamannya saat bertemu orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan. “Saya bertanya, ‘Mas, kenapa tidak puasa?’,” cerita dia.
“Untuk apa puasa Pak? Nanti yang merasakan di akhirat ya saya sendiri,” kata Anas menirukan Jawaban orang tersebut.
Jawaban seperti itu, kata Anas, ada dalam surat Fussilat ayat 26, “Dan orang-orang yang kafir berkata: ‘Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Alquran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka.'”
Dra Mutri Susilowati MSi, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Muhammadiyah 1 Gresik, merasa mantap mengikuti pengajian ini. “Bisa menambah wawasan diri sebagai bekal memperbaiki diri dan mencari hidayah dari Allah,” ujarnya.
Hal ini diamini peserta lain, Ir Enny F Noor. “Saya beruntung mengikuti pengajian hari ini sehingga paham tentang balasan kehidupan kekal di akhir di mana pendengaran, penglihatan, dan kulit yang menjadi saksi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, sambungnya, kita harus istiqamah berbuat kebajikan sesuai Alquran sehingga tidak tersesat. “Selamat dunia dan akhirat dan selamat dari kehidupan akhir yang menakutkan,” ucapnya.
Sementara itu Iffah Nurdiyani mengatakan, “Sebagai anggota Aisyiyah, Insyaallah selalu memprioritaskan hadir di acara pengajian terutama sebagai pengingat diri untuk tetap menjalankan agana Islam.” (*)
Kontributor Nina Yovanti WN Saputra. Editor Mohammad Nurfatoni.