PWMU.CO – Perjalanan panjang dan melelahkan dari Surabaya, Jakarta, Istanbul Turki, Moskow, menuju Kazan selama 18 jam lebih adalah pengalaman terlama saya duduk di kursi pesawat.
Namun di balik itu, ada kebahagiaan tersendiri bisa mengikuti pembukaan World Skills Competition (WSC) Kazan 2019, berkesempatan mengobservasi proses kompetisi vokasi terakbar di planet bumi, dan mengikuti perkembangan sains dan teknologi teranyar di era 4.0.
Dan yang lebih membahagiakan hati, di sela mengobservasi WSC Kazan 2019, saya berkesempatan melihat dengan mata kepala sendiri sisa-sisa kejayaan dan keemasan Islam di negara ini. Satu di antaranya Masjid Kul Syarif.
Masjid Kul Syarif menjadi ikon utama kota Kazan. Masjid ini dibangun pada abad ke 16 Masehi. Nama masjid diambil dari tokoh Islam Kazan, Kul Syarif yang meninggal beserta murid-muridnya saat mempertahankan kota Kazan dari serangan Rusia 1552 Masehi.
Masjid Kul Syarif berdiri kokoh di pusat kota Kazan. Berada di kawasan Kremlin (benteng) Kazan. Di area ini berdiri kantor penting pemerintah, seperti kantor para menteri dan Istana Presiden Tatarstan, H. Rustam.
Bangunan masjid berupa kubah utama dengan empat menara yang menjulang tinggi. Dikitari musium Islam, percetakan buku, kantor masjid, dan makam para syuhada. Lantai satu tempat wudhu, serambi di lantai 2, dan tempat shalat lantai 3 dan 4.
Dinding masjid didominasi warna putih dipadu biru pada setiap kubah dan pucuk menara. Variasi garis vertikal dan horisontal yang warna emas pada lekukan kubah dan menara menambah kecantikan dan keelokan masjid ini, seperti cantik dan eloknya gadis-gadis Kazan yang tak ada duanya.
Melihat keindahan Masjid Kul Syarif, reflek saya muncul untuk mengabadikan gambar. Sepasang pelancong suami istri dari Jerman yang berdiri di depan saya, diminta untuk mengambilkan gambar. Hasilnya bagus, fokus, terarah, dan terukur. “Thanks you Sir,” ucap saya yang dijawab dengan anggukan kepala.
Pelataran Masjid Kul Syarif sangat luas. Pengerjaannya presisi. Sebagian terbuat dari mermer putih bermotif hitam kekuningan. Dipadu taman bunga warna-warni yang indah dan eksotik. Dari ketinggian pelataran Masjid ini, bisa melihat keindahan kota, danau, dan sungai Volga yang mengitari Kota Kazan.
Tak melewatkan begitu saja, saat adzan dikumandangkan, saya dan rombongan observer WSC Kazan 2019, mengambil wudhu untuk shalat Tahiyat Masjid dan dilanjut shalat Dzuhur berjamaah.
Hati ini jadi tenang dan terasa aman saat mengikuti prosesi shalat Dzuhur. Kaifiyah shalat (tata cara shalat) Imam Masjid Kul Syarif sama persis seperti shalat kita di tanah air.
Alhamdulillah, ternyata Islam kita dan Islam Kazan Rusia, sekalipun berjarak ribuan kilo meter dan beda waktu, keyakinan dan kaifiyah syariat kita sama, tak ada perpedaan. Ternyata benar Islam menembus batas waktu dan ruang.
Perlu diketahui, Islam masuk ke Kazan pada abad ke-7 Masehi. Dibawa utusan Islam dari Baghdad, saat itu Kazan berada di bawah kekuasaan Bulgaria.
Sebagaimana tempat ibadah agama lainnya, saat komunis Uni Soviet berkuasa, Masjid Kul Syarif dihancurkan, difungsikan sebagai gudang dan menjadi pos tentara Uni Soviet.
Islam kembali bangkit setelah Uni Soviet bubar. Masjid Kul Syarif direnovasi dan difungsikan sebagaimana mestinya. Kini Masjid Kul Syarif menjadi masjid terbesar dan terindah di Rusia. Penduduk Kazan sendiri berjumlah 1.5 juta, 68 persen beragama Islam, disusul Kristen Ortodok dan Ateis. Sepertinya Islam akan bersinar kembali dari benua Eropa. (*)
Kazan, 23 Agt 2019
Oleh Pahri, Principal SMK Mutu Gondanglegi, Kabupaten Malang.