PWMU.CO – Pembukaan Final Olimpiade Matematika dan Sains Indonesia (OMSI) 4, Ahad (1/9/19) di Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga menjadi istimewa karena digelar pada hari bersejarah umat Islam, yakni Tahun Baru Islam 1 Muharam.
Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Ir R Ridwan Hasan Saputra MSi mengatakan, 1 Muharam ini tahunnya istimewa. “1441 itu bilangan palindrom, kalau dibaca dari depan dan belakang sama dan kalau digitnya ditotal, hasilnya itu 10,” jelasnya.
Karena itu, kata dia, ada sebuah lembaga baru yang diresmikan saat itu juga bernama Bang Ridwan. Lembaga ini bertugas menyumbang mushala/masjid, pinjaman tanpa bunga, dan membantu anak yatim. “Dengan syarat mereka adalah karyawan, guru, atau mitra KPM dan sudah ikut pelatihan suprarasional,” ujarnya.
Di hadapan peserta final, orangtua, dan guru pendamping yang mengikuti acara pembukaan, Ridwan menjelaskan lembaga di Indonesia yang boleh mengirimkan tim International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) secara langsung bersama tim Indonesia hanyalah KPM. Karena itu, lanjutnya, tujuan pertama KPM mengadakan OMSI untuk menyiapkan IMSO. “Selain itu juga memacu anak-anak semangat belajar Matematika dan IPA,” tambahnya.
Ia berharap, OMSI ini bisa membuat anak-anak berpikir kritis sesuai kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran era 4.0 yaitu critical thinking (berpikir kritis), creative (kreatif), collaborative (kolaboratif), dan communication (komunikasi). “Nah, kita menyumbang di tahapan pertama,” ujarnya.
Sementara itu untuk membuat lomba ini bisa diminati dan diikuti oleh semua orang, KPM menentukan biaya seikhlasnya, bukan berarti gratis, namun sesuai kemamouan. “Ini bukan untuk bisnis. Kalau dihitung ya tetep rugi, tetapi kita tetap lakukan untuk membuat bangsa ini lebih baik,” tegasnya.
Dalam pembukaan tersebut, Ridwan mengatakan KPM insyaallah akan mengirim peserta IMSO yang salah satunya dipilih dari juara OMSI, Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR), dan Kompetisi Sains Nalaria Realistik (KSNR). “Tentu akan kita seleksi denga ketat melalui pembinaan,” paparnya.
Pada 2020 nanti, kata Ridwan, KPM akan menjadi tuan rumah lomba terbaik di dunia yang diikuti sekitar 30 negara dan 1000 peserta, yaitu International Mathematics Competition (IMC). “Lomba ini bukan lomba abal-abal, bukan lomba yang mudah sekali dapat medali. Dan KPM berhak memilih sendiri peserta lomba itu,” ungkap pelatih nasional olimpiade Matematika SD dan SMP itu.
Ia menambahkan, per 1 September 2019 ini KPM membuat majalah bernama Bomipa, Bocah MIPA. “Cuma majalah ini kami berikan untuk para juara. Yang lain beli sendiri ya, pesen dulu,” kata dia disambut tepuk tangan peserta.
Ridwan juga mengingatkan kepada orangtua yang hadir, tugasnya memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk mencari pengalaman hidup. “Semangatnya jangan untuk mendapat juara, sehingga apapun yang didapat diterima ikhlas,” tegasnya.
Kegiatan Final OMSI 4 ini diikuti 592 peserta kelas IV, V, dan VI dari berbagai propinsi se-Indonesia, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Riau, Bali, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Selamat berkompetisi! (*)
Kontributor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.