PWMU.CO – Dengan hawa yang dingin nan sejuk, Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Kabupaten Jombang di penuhi jamaah Muhammadiyah dari seluruh elemen. Mulai dari pelajar, pemuda, ibu-ibu sampai bapak-bapak Muhammadiyah. Dengan antusias mereka mengikuti Kajian Ramadhan 1437 H Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jombang dengan tema “Gerakan-gerakan Islam Kekinian dan Jati Diri Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah”, Ahad (19/6) kemarin.
Dalam Kajian tersebut, dua narasumber dihadirkan secara langsung dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, yakni sekretaris PWM Jatim Ir Tamhid Mayshudi dan Dr Syamsudin selaku Wakil Ketua PWM Jatim.
(Baca: Mengkafirkan dan Mencaci Pelaku Bid’ah Bukanlah Ajaran Muhammadiyah. Begini Tutur Pak AR dan Haedar Nashir: Ideologisasi Bagi Amal Usaha Muhammadiyah)
Pada sesi pertama, Tamhid menyampaikan tentang Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan Islam Berkemajuan. Gerakan Islam yang berkemajuan mencirikan Islam modernitas dan Islam yang selaras dengan kemajuan jaman. Sehingga menghadpi tantangan seperti apapun, Islam mampu menjawab tantangan itu sendiri.
Tamhid menambahkan agama Islam yang hadir untuk pertama kalinya di Arab merupakan agama pembawa rahmat bagi alam semesta. Karena itu pemeluk Islam harus mencirikan Islam yang rahmatan lil alamin itu sendiri, dengan cara menebarkan Islam ramah dan berkemajuan.
”Dalam sejarah, hadirnya Islam pertama kali dimuka bumi adalah di Negara Arab, dan itu membawa misi rahmatan lil alamin. Baru kemudian melalui jalur pedagangan disebarluaskan hingga ke nusantara yang kini bernama Indonesia,” terangnya.
Setelah sesi materi pertama selesai, acara dilanjutkan dengan sosialisasi hasil pertemuan ahli ilmu Falak Muhammadiyah se-Indonesia diJakarta, tentang penyatuan kalender Hijiriyah internasional. Materi disampaikan oleh Fathurrohman Tsany, salah satu anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim.
(Baca: Watak Muhammadiyah Itu Memberi dan Ciri Islam Berkemajuan Itu Membuka Pintu Ilmu Pengetahuan dari Berbagai Penjuru Dunia)
Fathur menyampaikan Muhammadiyah telah menerima hasil kongres penyatuan kalender Hijiriyah internasional yang diadakan di Turki. Hasilnya disepakati adanya kalender tunggal, nantinya kalender tersebut dipakai oleh masyarakat Islam internasional.
Pada sesi selanjutnya, kajian Ramadhan diisi dengan meteri tentang “Paham Keagaaman Muhammadiyah” yang disampaikan Dr syamsudin. Kajian diawali dengan diceritakannya kembali sejarah awal pendirian Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan. Menurut Syamsudin itu yang terinspirasi oleh gerakan purifikasi (pemurnian) seperti di Saudi Arabia.
”Purifikasi yang difahami dan diterapkan Muhammadiyah, sangat jauh sekali perbedaannya dengan perufikasi gerakan wahabisme di Saudi Arabia. Jadi anggapan Muhammadiyah adalah wahabi itu keliru,” paparnya.
Lebih lanjut Syamsudin menerangkan gerakan lain dari Muhammadiyah adalah dinamisasi. Gerakan ini lebih menekankan pada tataran aplikatif ataupun penerapan. Saat ini, lanjut Syamsudin pemahaman Islam di Indonesia masih bersifat konseptual. Semisal ketika ditanya tentang rukun Iman.
”Apabila ditanya tentang rukun iman, jawabannya pasti secara tekstual. Namun masyarakat kita belum benar-benar menjiwai rukun iman itu sendiri secara mendalam,” katanya.
Diakhir materi Syamsudin menambahkan mengenai tujuan dari kerja Muhammadiyah, yakni berlandaskan 4 hal, yaitu berlandaskan pada aqidah, akhlaq, ibadah dan muamalah duniawi. (M. A. Dardak/aan)