PWMU.CO – Pagi itu Raditya Fawas Al Fatih duduk di deretan paling depan. Di meja kecilnya ada lembar cerita Kisah Semut dan Lebah. Tangannya mengerakkan pensil menulis di atas kertas. Siswa kelas VI ini sedang membuat resume (rangkuman) cerita di kertas tempel ukuran kecil warna orange.
Ahad (8/9/19) sebanyak 145 siswa MIM 4 Brangsi Lamongan berlatih literasi di mushala sekolah. Siswa kelas I-VI membaca cerita Kisah Semut dan Lebah dan membuat resume. Hasilnya ditempel di dinding kaca yang ada di mushala yang sudah dibagi per kelas.
Radit—sapaan akrabnya—mengaku sedikit kesulitan terutama saat akan menceritakan ulang masalah yang dihadapi Semut dan Lebah. “Semut tadi curang pada Lebah saat mau lomba. Padahal keduanya adalah sahabat,” ujarnya saat diwawancarai PWMU.CO.
Radit pun menulis di bagian akhir resume-nya bahwa Semut minta maaf atas kesalahannya. Lebah pun memaafkan sehingga mereka bersahabat kembali.
Lain halnya apa yang dilakukan Muhammad Halim Afiq. Siswa yang duduk bersandingan dengan Radit ini tanpa menemui kendala. Malah siswa yang hobi main bola ini menempel resume paling awal.
“Sudah selesai. Saya menulis tentang pertengkaran Lebah dan Semut. Semut ‘nakalan’ saat mau lomba dengan Lebah untuk menemukan sarang madu. Masak Semut menyuruh teman-teman untuk menemukan, maka Lebah pun kalah,” ceritanya.
Saat ditanya tentang apakah Semut minta maaf pada Lebah atas kecurangan yang dilakukannya? Afiq—sapaannya—pun memberikan anggukan dan tersenyum. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.