PWMU.CO – Bagi Adiashka Bayhaqi Alifiandy—atau yang akrab dipanggil Dias—meraih medali emas di Kejuaraan Taekwondo Tingkat Jawa Timur di Gedung Olagraga Batu, Ahad (8/9/19), menambah spirit guna menyongsong kejuaraan berikutnya di Pasuruan akhir tahun ini.
Dias pun berseri-seri ketika prestasi kedua yang berhasil diraih selama bergabung di Club Sintac (Semen Indonesia Taekwondo Academy). Prestasi pertama diraih cowok kelahiran Gresik 15 Maret 2007 saat duduk di kelas VI.
“Saya ikut di kelas Under 30 kg. Saingan sangat ketat, malah saya harus menghadapi lawan yang postur tubuhnya lebih tinggi,” ujar siswa yang hobi sepeda dunhill ini.
Ditanya tentang strategi menghadapi lawan dengan postur lebih tinggi, Dias hanya tersenyum. “Kata Sabeum (pelatih) ketika lawan posturnya lebih tinggi, maka jaraknya harus mendekat dengan lawan,” terangnya.
Dia menambahkan, “Jangan membuat jarak yang bisa memberikan peluang bagi dia untuk melakukan tendangan. Kadang juga ada perasaan takut dan tidak percaya diri. Tapi cepat-cepat saya hilangkan kalau ini membawa pulang medali.”
Hal senada juga disampaikan Azizy Dzikrullah Syaban Muhammad Purnomo. Cowok yang hobi renang ini mengaku strategi main jarak dekat apabila postur lawan lebih tinggi dan main normal apabila lawan sepadan.
“Yang paling penting adalah instruksi sabeum harus dijalankan selama bertanding. Itu yang kami praktikkan,” papar cowok yang berhasil meraih medali perak ini.
Dua siswa Spemdalas berprestasi ini menjalani rutinitas latihan di club-nya satu pekan tiga kali. Kalau akan menghadapi kejuaraan, Dias dan Azizy harus ikuti latihan tambahan dua kali dalam satu pekan.
“Ya total bisa 3-5 kali latihan dalam satu pekan latihan habis pulang sekolah,” ujar Azizy. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.