PWMU.CO – Jam masih menunjukkan angka 08.30. Langit cerah, sinar matahari sangat terasa. Tiga puluh siswa kelas VII International Class Program (ICP) berbaris di pintu gerbang sekolah dengan menggunakan jas warna orange dan bendera kecil di tangan.
Pagi itu, Jumat (4/10/19) SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) kedatangan Zala Shinwari foreigner dari Afghanistan. Cewek 26 tahun ini mengenakan baju terusan berwarna hitam, berjilbab putih, dan mengenakan tas cangklong warna hitam pula.
Zala yang sudah berada di Indonesia selama dua bulan sebagai mahasiswa S2 Fakultas Psikologi Unair dan tergabung dalam Airlangga Global Engagement (AGE) itu melempar senyum membalas lambaian tangan ke semua siswa yang menyambut.
Setelah sambutan hangat dari siswa, cewek yang mulai suka nasi goreng ini menuju ke kantor utama didampingi Koordinator ICP Fitriyatus Saadah SPd dan Waka Kurikukum Anis Shofatun SSi MPd.
Memasuki Synergy Room, Sarah langsung disambut dengan nasi krawu kuliner khas Gresik. Nasi dengan taburan daging suwar suwir, serondeng, dan sambal ini menjadi menu sarapan pagi cewek yang suka mi instan ini.
“Delicious,” ucapnya pendek saat diwawancarai PWMU tentang kesan pertama makan nasi krawu. “Saya suka tapi tidak suka dengan sambalnya,” lanjutnya terbata-bata dengan dialek Indonesia.
Zala mengaku ada masalah dengan lambung sehingga tidak makan sambal. Selain itu dia mengaku kesulitan makan nasi krawu.
“Ambil dagingnya susah dengan sendok. Boleh pakai tangan?” tanyanya sambil memilah daging dengan serondeng warna keemasan.
Zala mengatakan makanan Indonesia banyak dan enak-enak. Selama dua bulan di Indonesia dia sudah mencoba soto, tempe, tahu, ayam geprek, dan nasi tumpeng.
Dia akan jadi foreigner di ICP Spemdalas selama satu bulan ke depan. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.