PWMU.CO – SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menggelar Semarak Bulan Bahasa dan Pemasyarakatan Minat Baca (Semasa Syarat Baca) di Taman Bundaran GKB, Ahad (20/10/19).
Diikuti 80 siswa Klub Literasi dan Ekstrakurikuler Jurnalistik, kegiatan ini berjalan lancar dan meriah. Beragam buku bacaan anak-anak digelar di atas banner. Tikar tempat pengunjung membaca pun telah tersedia. Tampak pula beberapa anak kecil asyik mewarnai didampingi ibunya.
Mengusung tema ‘Semangat Literasi sebagai Penggerak Minat Baca Masyarakat’, Semasa Syarat Baca dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik. Di antaranya lapak literasi, lomba baca puisi, pantomim, cerita/dongeng, dan musikalisasi puisi.
Penanggung Jawab Perpustakaan HACHI SDMM Ir Siti Faizah mengatakan, kegiatan ini sengaja dikemas sederhana mulai pukul 7 hingga 10 pagi. “Alhamdulillah semangat anak-anak dan orangtua siswa yang mendampingi sangat luar biasa,” ungkapnya senang.
Kepala SD Alam Muhammadiyah Kedanyang Kebomas alias SD Almadany Drs AH Nurhasan Anwar MPd tampak hadir mendampingi acara hingga selesai. Guru perintis awal berdirinya SDMM itu megaku senang melihat kreativitas dan keberanian siswa-siswi sekolah yang berlokasi di Jalan Amuntai 01 GKB Gresik tersebut.
“Saya kira kegiatan ini sangat luar biasa, sangat baik terutama di bulan bahasa,” ujarnya di sela menikmati tampilan siswa di Taman Bundaran GKB Gresik.
Menurutnya, kegiatan bagus seperti ini lebih baik jika diadakan tidak hanya di bulan bahasa, melainkan rutin diadakan satu bulan sekali atau dua pekan sekali. “Supaya nanti paling tidak orang-orang tahu tentang kegiatan membaca itu dibutuhkan oleh anak-anak,” kata pria asal Laren Lamongan itu.
Hasan mengatakan, saat ini di Gresik sudah ada banyak toko buku yang mulai diserbu oleh para pelajar. Artinya, kata dia, minat membaca anak-anak itu sudah mulai agak bergairah. Selain itu, kegiatan ini dapat memotivasi anak untuk membaca dan berliterasi lainnya bisa tersalurkan.
Baginya, kegiatan seperti ini juga dapat menjadi ajang hiburan bagi warga yang ada di GKB, khususnya yang ada di Taman Bundaran GKB daripada mereka terkadang tidak ada yang dinikmati. “Mereka minimal bisa mengantar anak-anaknya membaca buku, mewarnai, menyanyi, dan sebagainya. Ini bisa menjadi kegiatan yang berebda dengan lainnya,” ujarnya.
Ia berharap anak-anak bisa kembali kepada buku-buku cetak. Ia mengaku mata lelah jika membaca buku online karena harus melawan cahaya (radiasi) layar gadget. Ia juga menyayangkan gaya bahasa anak-anak sekarang juga cenderung bukan bahasa yang baik dan benar tapi bahasa-bahasa gaul yang banyak di internet. “Sementara bahasa buku itu bahasa resmi sehingga anak-anak kami harapkan mencintai buku yang dicetak,” tuturnya.
Ia juga berharap jika anak-anak juga bisa menulis pengalaman. “Jadi barangkali nanti ada semacam kegitan yang khusus untuk latihan menulis, tapi outdoor. Barangkali luar biasa,” harapnya. (*)
Kontributor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.