PWMU.CO-Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Lamongan mengadakan seminar kesehatan dan sosialisasi Emo Demo bertempat di PCNA Sugio, Ahad (20/10/2019). Tema yang dibahas optimalisasi kader sehat Nasyiah menuju Lamongan zero stunting.
Ketua III PDNA Lamongan Arika Karim menekankan mulianya majelis ilmu dan keuntungan aktif di Nasyiah yang memiliki berbagai macam program kegiatan. “Allah swt mengirimkan malaikat-malaikatnya ke majelis ilmu dan mengijabah doa mereka,” kata Arika yang juga ketua PCNA Brondong.
“Kader Nasyiah harus menjaga shalat fardhu serta amalan ibadah lainnya,” ujarnya. “Kita beruntung di Nasyiah bisa mendapatkan ilmu, diajari ngaji, ilmu paralegal, juga ilmu gizi,” sambungnya.
Wakil Ketua PDM Lamongan Muntholib Sukandar yang hadir di acara itu dalam sambutannya membahas stunting yang menjadi tema kegiatan.
Dia mengatakan, stunting atau kondisi anak-anak lambat berkembang fisiknya menjadi ancaman yang besar bagi kemajuan bangsa. Mereka akan lemas dalam persaingan global dan produktivitas yang rendah. Karena itu mengurangi jumlah penderita stunting wajib dilakukan oleh kita semua.
“Secara medis sebab terjadinya stunting kurangnya asupan gizi kepada ibu hamil dan ibu menyusui dalam waktu yang lama sehingga berdampak pada janin atau anak balita,” ujarnya.
Kendala pemberian ASI, sambung dia, karena karena para ibu tidak menyadari pentingnya asupan gizi bagi ibu hamil atau menyusui dengan ASI bagi anak.
”Keengganan ibu menyusui anak karena bermacam sebab. Ada yang tidak percaya kalau ASI lebih baik daripada susu formula. Ada yang takut kecantikan berkurang. Ada yang merasa sakit. Ada yang beralasan air susunya tidak cukup. Ada yang beralasan tidak ada waktu karena bekerja,” tuturnya.
Menurut dia, solusi mengatasi stunting dari segi agama dan program pemerintah yaitu agama secara tegas mengimbau para ibu untuk menyusui anak-anaknya. Bahkan waktu menyusui genapkan dua tahun.
“Agar para ibu bersemangat menjaga diri dengan makanan yang sehat, berpola hidup sehat dan mau menyusui putranya dengan ASI setidaknya sampai 6 bulan, lebih sempurna sampai 2 tahun para ahli bidang kesehatan menciptakan kegiatan berkelompok dengan menciptakan modul-modul yang dibutuhkan, dengan memasukkan unsur silaturrahmi, rekreasi, entertain. Inilah yang disebut Emo Demo.” katanya.
Emo Demo singkatan dari Emotional Demonstration diharapkan diminati anggota Nasyiatul. Modul Emo Demo mengajak peserta bermain dan praktik sehingga bisa merasakan langsung suatu materi bahasan. ”Lebih bagus lagi Nasyiah mengundang ormas lain untuk ikut serta. NA bukan hanya untuk NA. NA untuk seluruh masyarakat Indonesia,” tandasnya.
Pembicara dari Dinas Kesehatan Lamongan Maftukhah menjelaskan, stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang dimulai dari remaja putri. Terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan saat kehamilan hingga kelahiran bayi.
“Semua pihak berperan besar terhadap percepatan pencegahan stunting. Pencegahan stunting ditekankan melalui pola makan, pola asuh, perbaikan sanitasi dan layanan kesehatan yang memadai,” Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Lamongan. (*)
Penulis Yunia Zahrotin Nisa’ Editor Sugeng Purwanto