PWMU.CO – Di sela Training of Trainer Pembelajaran Alquran Metode Tajdied di Universitas Muhammadiyah Lamongan, Jumat-Ahad (25-2710/2019), ada kultum usai shalat berjamaah di masjid kampus.
Kali ini disampaikan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr HM Sholihin Fanani MPSDM.
“Malam hari ini kita bisa mengikuti shalat berjamaah di masjid yang sangat megah ini. Saya baru pertama kali masuk ke sini. Meskipun sering lewat sini, Masjid Ki Bagus Hadikusumo, mudah-mudahan ini menjadi pusat dakwah Muhammadiyah di daerah Lamongan dan sekitarnya,” kata Sholihin.
Dia mengatakan, memang fisik masjid menjadi daya tarik untuk beribadah. “Masjid Ahmad Dahlan di Gresik, Masjid Namira di Lamongan, juga menjadi salah satu daya tarik orang beribadah. Masjid sebagai alat untuk berdakwah jadi semakin banyak orang senang ke masjid dan senang ibadah dan juga menjadi sangat menggembirakan bagi dakwah Muhammadiyah,” ucapnya.
“Saya teringat salah satu hadits Rasulullah yang disampaikan pada saat Rasulullah setelah shalat Maghrib tidak pulang ke rumah. Bersama para sahabatnya di masjid bercengkerama dengan para sahabat. Berdiskusi, tanya jawab, banyak hal yang bisa dilakukan Rasulullah dalam menyampaikan pesan,” tuturnya.
Pesan ini dimuat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Irbas Ibni Syariyah, an Abi Ibni Syariyah wa’adana Rasulullah saw wajilat minal quluubu, wadzarrifat minal ‘uyuubu.
Kalimat itu menjelaskan suatu ketika Rasulullah ini pernah menyampaikan nasihat yang sangat menyentuh hati para sahabat, dan para sahabat yang mendengarkan nasihat itu menangis dan para sahabat mendesak Rasulullah agar segara disampaikan, apa nasihat itu?
”Ada empat pesan atau nasihat yang disampaikan oleh Rasulullah,” sambung Sholihin. ”Pertama, ittaqillaha azza wajalla. Bertakwalah kepada Allah azza wajalla,” tambahnya.
Takwanya generasi sahabat itu, kata Sholihin, cinta Allah dan Rasulnya tidak hanya hatinya, tapi harta dan nyawa pun diberikan untuk kepentingan dakwah Islam.
Nasihat Rasulullah yang kedua, sambung Sholihin, alaikumun bisunnati wasunnatii khulafaurraasyidiin. “Kita diperintahkan untuk memegang teguh sunnah Rasulullah dan sunnah khulafaurraasyidiin. Dalam Islam sunnah itu disebut perhiasan, perhiasan untuk menutupi kekurangan dalam ibadah yang kita lakukan. Jadi yang sunnah jangan diabaikan. Jangan ditinggalkan karena manfaatnya banyak sekali,” katanya.
Nasihat ketiga, hendaklah kalian saling mendengarkan, menasihati dan saling menaati. “Sangat penting dalam kehidupan kita, walaupun yang memberi nasihat itu hamba sahaya. Karena mendengarkan dan menasihati sangat penting. Jangan menganggap diri kita sempurna. Masih banyak belajar kita hidup di dunia ini. Dikritik tidak apa-apa, semakin dikritik, kita semakin sadar bahwa kita butuh belajar, butuh nasihat dan sadar akan kelemahannya, jangan menganggap kita ini sudah sempurna,” ujar guru Agama Islam di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya itu.
Keempat, kata dia, jauhkan dirimu dari hal baru yang tidak ada tuntunannya. bid’ah. Suatu yang baru diada-adakan adalah sesat. Tidak ada bid’ah hasanah, kullu bid’atin dhalaalah.
“Kita tidak boleh terhadap ajaran Islam ini mencoba-coba, mengarang-ngarang, menambah-nambahi, tugas kita melaksanakan dengan istiqomah, Islam sudah sempurna, tidak bisa diubah oleh manusia. Jangan sampai dakwah kita ini abu-abu, harus tegas kita sesuai ajaran Alquran dan as sunnah,” tegasnya. (*)
Penulis Habibullah Al Irsyad Editor Sugeng Purwanto