PWMU.CO-Bagus Salim, aktivis IMM dan mahasiswa Fakultas Ekonomi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Lamongan menjadi korban tabrak lari di jalan pantura antara Desa Doudo dan Wotan.
Sempat dirawat di rumah sakit selama dua hari. Karena luka parah nyawanya tak tertolong. Dia meninggal dunia, Jumat (25/10/2019).
Menurut informasi di lapangan, tabrak lari itu terjadi pada Rabu (23/10/2019) malam. Warga yang menolong di lokasi kejadian tidak mengenal korban yang saat itu naik motor dari Sidayu.
Dalam perjalanan pulang saat melintasi Desa Doudo dan Wotan berpapasan dengan truk yang melaju kencang hingga menabraknya. Truk tak berhenti langsung lari meninggalkan korban yang luka parah di jalan.
Warga langsung membawanya ke RS PKU Muhammadiyah Sekapuk Gresik. Ada warga yang inisiatif menginformasikan korban tabrak lari ini ke Whatsapp dan Facebook. Sekitar pukul 22:00 kabar itu beredar ramai di media sosial.
Ada foto korban terbaring di tempat tidur tidak sadarkan diri. Muka penuh lebam dengan slang infus serta alat bantu pernafasan menempel di tubuhnya.
Disertai pesan: Mohon disampaikan bila mana ada yang tahu identitas mahasiswa ini, segera beritahukan keluarganya. Saat ini korban di RS PKU Muhammadiyah Sekapuk Gresik. Dalam proses merujuk ke PKU Muhammadiyah Lamongan. Keterangan lainnya, korban patah tulang dan pendaraan di otak.
Dari pesan di media sosial itulah akhirnya teman dan keluarga Bagus Salim mengetahuinya. Banyak tetangga, teman kuliah turut berkabung. Mereka datang ke rumah sakit, mengantar pulang jenazah ke rumah orang tuanya, menshalatkan hingga menguburkan.
Istianah, guru MTs Muhammadiyah 06 Banyutengah Panceng, mengatakan, Bagus Salim merupakan muridnya saat sekolah di madrasah ini.
”Saat belajar di madrasah ia anak yang penurut, tidak banyak pola dan tingkah. Prestasi akademiknya menonjol di antara para temannya sekelas,” katanya.
Di keluarganya pun demikian, sambungnya, ia tumpuan kedua orang tuanya. Sebagai anak tertua dari empat saudaranya yang masih kecil-kecil. Sering membantu orang tua mengirim barang-barang dagangan ke pasar saat pagi hari.
”Sorenya, ia berkuliah STIE Muhammadiyah Lamongan,” ujarnya. ”Saya tanya pada bapaknya, ia baru saja selesai KKN (Kuliah Kerja Nyata) dan mengerjakan skripsi,” ujarnya. (*)
Penulis Anshori Editor Sugeng Purwanto