PWMU.CO-Sebanyak 91 siswa kelas 5 SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Sidoarjo mengadakan Pondasi (Pondok Anak Semalam Ikrom) selama dua hari, Jumat-Sabtu (25-26/10/2019).
Pukul 12.30 siswa mulai berdatangan ke sekolah dengan membawa tas dan berbagai perlengkapan tidur. Ada yang membawa tas besar, bantal leher, juga kasur lipat.
Mereka registrasi dan mendapat pin Pondasi. Setelah menaruh barang bawaan, siswa berkumpul di Ikrom Sport, halaman sekolah untuk mengikuti acara pembentukan kelompok dan pembukaan.
Acara ini dipandu oleh Ustadzah Siti Nur Afidah. Sebuah permainan dilakukan. Namanya permainan mutiara dan kerang. Dia menjelaskan melalui permainan mutiara dan kerang ini siswa diharapkan menjadi mutiara-mutiara di masa yang akan datang dan juga kuat secara fisik dan mental seperti kerang.
“Ketika ustadzah bilang 1 mutiara dan 2 kerang, segera anak-anak mencari 3 siswa. 1 siswa menjadi mutiara dan 1 siswa menjadi kerang,” ujarnya.
Lalu yang menjadi mutiara duduk, sedang 2 siswa yang menjadi kerang berdiri sambil berpegangan tangan untuk melindungi mutiara di dalamnya. Begitu seterusnya.
Kemudian dia mengawali permainan dengan sebuah narasi tentang kerang dan mutiara. Pada suatu hari, ada seorang pelaut pergi melaut. Dia mendapat 2 mutiara dan 4 kerang.
Seketika siswa langsung berhamburan mencari sejumlah teman dan membuat formasi 2 mutiara dan 4 kerang. Ada yang sudah lengkap formasinya, ada yang belum.
Yang sudah lengkap segera membentuk formasi 2 mutiara dan 4 kerang. Yang belum lengkap, ada yang menarik temannya agar masuk ke dalam formasinya. Yang belum dapat, mereka menoleh ke kanan dan ke kiri berharap masih ada yang bisa ditempati.
Setelah siswa membentuk beberapa formasi sesuai yang diinstruksikan, ada beberapa siswa yang berdiri di luar formasi tersebut. Lari ke formasi lain ditolak, mencari ke lain juga ditolak karena sudah lengkap formasinya. Maka mereka disuruh maju.
Dia mengulangi permainan tersebut sampai beberapa kali dengan mengubah jumlah kerang dan mutiaranya saja hingga terbentuk 10 kelompok. 5 kelompok putri dan 5 kelompok putra.
Setelah terbentuk kelompok, masing – masing kelompok menunjuk 1 siswa menjadi ketua kelompok. Kelompok putra diketuai Muhammad Rafi Ardiansyah, Fatan Nasril Kamal, Kenny Ardian, Rajendra Nabil Akmal, dan M. Ejaz Putra Dewanta.
Sedang kelompok putri dengan ketua Faadiyah Auliaa Setiawan, Mutiara, Afifah Sakinah Zahratunnisa, Afra Abinaya, dan Maylikha Lethisha Poetry.
Membentuk kelompok model permainan ini, kata Ustadzah Siti Nur Afidah, anggotanya bisa acak berdasarkan alur permainan. ”Jika dari awal siswa diberitahu permainan ini untuk membentuk kelompok pasti mereka pilih teman akrab. Tidak bisa membaur,” tandasnya. (*)
Penulis Muhammad Nasikin Editor Sugeng Purwanto