PWMU.CO – Bagaimana sensasi belajar bahasa Inggris di tempat bersuhu 12 derajat Celsius? Jawabnya, tanyakan pada siswa International Class Program (ICP) SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas) yang sedang berada di daerah Bromo, Kamis-Jumat (31/10-1/12/2019).
Bertempat di Homestay Cemara yang terletak di Jalan Tosari Bromo No 23 RT 1 RW 4 Dusun Tlogosari Desa Tosari Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan ini, 28 siswa VIII ICP yang mengikuti kegiatan Fantastic Camp 2019 ini diajak bermain whispering and gasture with body language bersama Rizki Afrizal dari English Centre Pare Kediri.
Awalnya siswa terbagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 7-8 siswa. Kemudian Rizky memberikan ice breaking clap hand dengan menyebutkan warna tertentu selama kurang lebih 15 menit.
Bagi siswa yang belum dapat melakukannya dengam baik, diberikannya sanksi dengan berorasi dengan bahasa Inggris atau berbicara pada tumbuhan dan tembok. “Flower, are you feel cold now, are you happy this night (bunga, apakah kamu kedinginan sekarang, apakah kamu juga bahagia malam ini),” kata Devano Maulana Cordova Rinaldi kepada tanaman merambat yang ada di hadapannya saat menjalani hukuman belajarnya.
Meski berada atas ketinggian 2.200 meter di atas permukaan air laut (mdpl) dengan udara yang sangat dingin, suasana di homestay tampak ramai oleh suara siswa yang berkomunikasi dengan bahasa Inggris yang kadang disertai tawa riang.
Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 WB, Kami (31/10/19). Dengan menggunakan jaket dan topi penghangat, 28 siswa ICP belajar dengan English Learning Community dalam suasana yang menyenangkan. Apalagi saat Rizki memberikan tantangan dengan permainan gesture with body language.
Pada permainan itu, siswa memperoleh clue atau beberapa kata kunci dari Rizki yang berupa aktivitas sehari-hari seperti after eat, then brush the teeth (setelah makan, kemudian menggosok gigi).
Selanjutnya siswa dalam kelompok secara berantai memeragakan sekaligus menebak dari gerakan yang diberikan oleh temannya.
Seperti yang dilakukan oleh kelompok Ahmad Fajrul Falah. Mereka memperagakan kalimat ‘ride bicycle hit a tree (naik sepeda nabrak pohon)’ dan ‘shock see tiger (terkejut melihat hatimau)’.
“Belajar bahasa Inggris melalui body language ini ternyata mengasyikan. Clue yang diberikan membuat berpikir tinggi untuk dapat ditebak temannya, tapi jadi asyik belajar bahasa Inggrisnya malam-malam gini,” kata Arul, biasa ia dipanggil
Rizky yang juga tour leader dari journey ke gunung Bromo ini menyampaikan dalam membiasakan berbahasa Inggris, siswa perlu diajak dengan membuat kreativitas gaya belajar yang menggembirakan.
“Keterampilan dalam berkomunikasi (conversation) dan keterampilan mendengarkan (listening) butuh untuk terus dilatihkan dan suasana hati anak-anak harus menggembirakan,” ujar pria asli Sukabumi Jawa Barat ini.
Sebelum acara diakhiri, Rizky memberikan informasi sekaligus penugasan untuk hunting foreign (mencari orang asing) saat tracking ke Gunung Bromo besok paginya. “Oke gays, tomorrow you must looking for two foreigners to do conversation minimum five until ten minute. (Baik anak-anak, besok kalian harus mencari dua orang asing untuk melakukan percakapan langsung minimum lima sampai sepuluh menit),” pesannya kepada peserta.
Selanjutnya, sesi belajar bahasa Inggris diakhiri pukul 22.15 dalam suasana yang semakin sunyi dan hawa dingin semakin terasa di tubuh.
Rangkaian kegiatan Funtastic Camp 2019 ICP Spemdalas akan dilanjutkan Jumat pukul 03.00 dengan diawali shalat Tahajud sebelum melakukan tracking ke gunung Bromo. (*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.