PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 4 Surabaya (Smamiv) mengundang Dr Aniek Sudjiatiningsih MSi, Pengawas Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dalam acara Silaturahim dan Parenting Pendikel (Pendidikan Keluarga) di Masjid Dakwah Kemlaten, Kompleks Perguruan Muhammadiyah Kemlaten, Surabaya, Jumat (8/11/19).
Kepala Smamiv Zainal Arifin MPdI mengatakan pendidikan yang utama adalah pendidikan keluarga. “Melalui pendikel yang akan dibahas oleh Bu Aniek nanti, semoga bisa menguatkan kesadaran kita akan pentingnya tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan untuk anaknya,” ujarnya membuka acara.
Dalam pemaparan, Aniek mengatakan pendidikan keluarga termasuk dalam tri sentra pendidikan yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat. “Kenapa namanya pendidikan keluarga bukan pendidikan sekolah? Karena kita mengacu kepada Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantoro yang mengatakan bahwa pendidikan yang utama adalah dalam keluarga,” terang dia.
Dia menjelaskan, pertama kali yang harus diberikan orangtua kepada anak adalah pengasuhan positif. Aniek mengutip dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyatakan dibanding dengan profesi yang lain, orang tua adalah profesi yang paling tidak dipersiapkan.
“Karena ketika akan menjadi orangtua kita tidak pernah kursus sebelumnya. Apakah Bapak-Ibu di sini pernah kursus sebelum jadi orangtua?” tanya Aniek disambut gelengan kepala peserta.
Dia juga menyampaikan pentingnya sebuah pengasuhan dan komunikasi dalam pengembangan diri seseorang. Pengasuhan positif itu, pertama berdasarkan kasih sayang. Kedua menggunakan pendekatan penggunaan penghargaan. Ketiga upaya memberikan lingkungan yang bersahabat, ramah anak tanpa kekerasan. “Jangan ada bullying verbal. Biasanya bullying tipe ini tidak sakit karena bukan segi jasmani yang berdampak,” tutur dia.
Aniek menyampaikan realitas banyaknya anak di berbagai wilayah Indonesia yang terkena dampak gadget kemudian mengalami emosi yang tidak stabil dan mudah pemarah. “Ini dikarenakan pengasuhan yang tidak positif,” ucapnya.
“Mengapa penting melakukan pengasuhan positif ini?” Menurut Aniek hal itu dapat meningkatkan kualitas interaksi anak dengan oran tua, mengoptimalkan tumbuh kembang anak, mencegah perilaku-perilaku menyimpang, dan mendeteksi kelainan tumbuh kembang.
Dia menegaskan, dalam melakukan pengasuhan positif di lingkungan rumah, antara bapak dan ibu harus seimbang, tidak boleh berat sebelah.
“Prinsip utama dalam pengasuhan positif di antaranya adalah melihat kelebihan anak. Jangan lihat kekurangannya,” pesan dia.
Peran orangtua dalam pengasuhan dan pendidikan anak, sambungnya, antara lain memenuhi gizi makanannya, menjadi suri teladan bagi anaknya, membangun emosional anak dengan sosialisasi, dan mengajarkan cara menyelesaikan masalah.
“Sama seperti di rumah, di sekolah pun kurikulum 13 sudah menuntut anak untuk berdiskusi untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran bersama-sama,” teran dia.
Aniek lalu memberi tips bagaimana menerapkan pengasuhan positif yaitu dengan keteladanan, konsisten, pembiasaan, komunikasi yang efektif, disiplin positif, tanpa kekerasan.
“Berikan kepada mereka komunikasi yamg efektif. Misalnya dengan memberi ucapan yang membahagiakan,” ujarnya.
Dia memberikan contoh ucapan yang membahagiakan itu, seperti: “Ayah dan ibu menyayangimu, Nak.”; “Bagaimana hari ini? Coba cerita sama ibu dan ayah!”; “Terima Kasih kakak, adik sudah membantu ibu dan ayah.”
Atau: “Selamat ya Nak atas prestasinya!”; “Boleh tidak ibu dan ayah bantu melakukannya?”; “Maafkan ayah dan ibu ya Nak karena melakukan sesuatu yang salah.”
Acara ini dihadiri oleh 500 wali murid kelas X, XI, dan XII IPA maupun IPS. Setelah acara parenting pendikel dilanjutkan dengan pengambilan rapor sisipan di ruang kelas masing-masing. (*)
Kontributor Kiki Cahya Muslimah. Editor Mohammad Nurfatoni.