PWMU.CO–Pesilat SMK Muhammadiyah 1 Gresik (SMK Mutu) memborong 6 medali dalam kejuaraan silat Bandung Lautan Api Championship 2, Sabtu-Ahad (9-10/11/2019).
Pertandingan yang digelar oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Gor C-Tra Arena Kota Bandung itu diikuti ribuan pesilat. Peserta dibagi kategori usia SD, remaja SMP dan remaja SMA.
SMK Mutu mengirim 6 pesilat terbaiknya. Pada akhir tanding semuanya mendapat medali. Satu medali emas, empat perak, dan satu perunggu.
Kategori yang dipertandingan adalah fight dan seni jurus memperebutkan Piala Kemenpora. Untuk mempersiapkan pertandingan, atlet Tapak Suci SMK Mutu latihan di kegiatan ekstrakurikuler setiap pekan. Ada latihan tambahan pada pekan terakhir sebelum pertandingan.
Para pesilat diberi pemahaman strategi menghadapi karakter lawan dan perguruannya. Enam atlet SMK Mutu hadir ke arena pertandingan sebelum pertandingan dilaksanakan guna menyiapkan mental dan strategi untuk membaca gelanggang yang dipakai. Kali ini semua pesilat ini turun di kategori fight. Absen untuk kategori seni jurus.
”Kami datang sehari sebelum pertandingan dilaksanakan. Karena enam atlet mengikuti kategori tanding. Jadi saya perlu mengenalkan pada mereka cara membaca karakter lawan dan gelanggang yang digunakan untuk tanding,” kata Yusuf, pelatih Tapak Suci SMK Mutu Gresik.
Kesiapan mental tidak bisa diremehkan dalam pertandingan, ujarnya. Apalagi peserta berasal dari seluruh Indonesia. Bersyukur enam pesilat ini masuk final.
Dian Sivi Anggraini (XII AKL) mendapat medali emas, M. Hasby Assidiqi (XII AKL) memperoleh medali perak, Herman (XII TEI) meraih medali perak, Fani (XI TEI) merebut medali perak, Fida (X KI) menyabet medali perak, dan Adinda Meyta Saharani (XI AKL) menggaet medali perunggu.
Bagi para atlet pertandingan ini punya kenangan tersendiri. ”Meskipun kami pulang jalan kaki seusai pertandingan. Rela tidur ngemper di luar GOR. Tapi semua lelah dan pengorbanan ini terbayarkan dengan memborong medali,” ujar Dian Silvi, pesilat yang meraih emas.
Dia Silvi bercerita, tanding di babak final berat. Lawannya juga tangguh. Saat masuk ronde 2, Supi Arianti dari SMKN 1 Cidaun menjadi lawannya. ”Dia memiliki pertahanan yang baik dan selalu mendahului dalam menyerang,” tambahnya.
Meskipun menjadi lawan terberat, Dian menyiapkan strategi jatuhan dan bantingan. Dia ingat pesan pelatih melakukan penyerangan pada waktu yang tepat. (*)
Penulis Novita Editor Sugeng Purwanto