PWMU.CO – SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik atau Berlian School melaksanakan kegiatan bedah buku sebagai salah satu unggulan sekolah, Jumat (15/11/19).
Kali ini buku yang dibedah berjudul Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia karya Haidar Bagir yang diterbitkan Mizan, Bandung. Tampil sebagai pembedah: Dr Mulyana AZ MPsi dan Anis Shofatun SSi MPd
Kegiatan yang dihadiri oleh 90 guru di bawah naungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah GKB dan sekolah mitra ini berjalan serius tapi santai.
Anis Shofatun memaparkan alasan awal Haidar menulis buku yakni untuk memulihkan ruhiyah dan emosional siswa. Sebab, pendidikan seharusnya mampu mengembangkan daya imajinatif dan ruhiyah siswa.
“Biarkan anak gagal pada awalnya dan berproses dari kegagalannya. Sebaik-baik peran guru adalah sebagai fasilitator yang bisa mengarahkan anak ke puncak pencapaian bukan melabeli anak,” kata Anis memaparkan pandangan Haidar dalam buku tersebut.
“Dunia ini bukan seperti Gotham City (kota fiksi dalam serial Batman) yang serba otomatis, yang terdiri dari gedung-gedung raksasa menjulang tinggi, yang dingin mencekam dan penuh kekacauan. Melainkan dunia yang penuh ketentraman dan kedamaian,” urai Anis.
Saat ini, lanjutnya, kita bisa memberi dan bermanfaat bagi yang lain. Dunia yang penuh kebahagiaan saat dijalankan sesuai dengan fitrah manusia,” ucap Anis, yang juga Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.
Karena itu cara memulihkan sekolah yang pada akhirnya akan memulihkan manusia adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrahnya. “Menjadikan sekolah sebagai sekolah kehidupan, menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhan, tanpa disuruh-suruh,” paparnya.
Menurut Anis, Haidar menawarkan model sekolah yang memulihkan manusiayaitu: enjoy learn and not be depressed, based on passion, based on multiple intellegence, tak ada tes terstandarisasi, tak ada tekanan harus berhasil, dan tiap anak punya IEP (individually education program).
“Maka mari kita bangun karakter dan emosi positif yang akan membawa kepada kebahagiaan,” ajaknya.
Di akhir pemaparannya, Anis menyimpulkan bahwa siswa bukan hanya sebagai celengan konsep keilmuan. “Biarkan siswa menemukan ide atau ruang untuk berkreasi dan berinovasi serta didiklah mereka untuk bahagia tidak hanya agar mereka pintar secara akademis,” pesannya. (*)
Kontribuor Nur Hamidah. Editor Mohammad Nurfatoni.