PWMU.CO – Kadang ketika diberikan nikmat oleh Allah swt kita lupa mengucapkan rasa syukur. Diberikan kesehatan atau rezeki, kita melupakan sang pencipta. Maka, itu tanda-tanda benih kufur nikmat muncul di diri kita.
Itulah yang disampaikan M Fadel Thoriq Darmawan siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik saat memberikan khotbah Jumat pada kegiatan Science Camp (SC) di Aula Lentera Camp Trawas Mojokerto, Jumat (22/11/19).
Thoriq menguraikan, rasa syukur itu adalah kewajiban hamba pada sang pencipta, Allah swt. Diberikan kenikmatan berupa sehat, pandai, harta benda, sampai dengan alam semesta maka timbal baliknya adalah mengucapkan syukur.
“Kalau rasa syukur itu sulit diucapkan maka kufurlah orang itu. Kalau sudah kufur, maka siap-siaplah kenikmatan yang sudah diberikan Allah swt akan dicabut semua,” ujarnya.
Ketika rasa syukur, menurutnya, terus diucapkan di mana pun dan kapan pun, maka Allah swt akan melipatgandakan nikmat tersebut. Begitupun kebalikannya. Di sinilah yang membedakan nilai keimanan seseorang.
Thoriq menegaskan, keimanan hamba semakin tebal dan kuat ditentukan seberapa besar syukur yang diucapkan pada Allah swt. Tipisnya iman, maka nilai kufur akan semakin dimiliki dan ada dalam hati seseorang.
Kegiatan khotbah, iman shalat, muadzin, kultum, pemimpin tadarus selama kegiatan menjadi tanggung jawab peserta SC yang sudah ditunjuk. (*)
Penulis Ichwan Arif Editor Sugeng Purwanto