PWMU.CO – Ekspresi Nasywa Izzatul sedikit kecewa ketika mendapat limpahan air pipa dari pvc ukuran 20 cm. Air kucurannya cuma sedikit yang dia tampung di spon kuning. Selanjutnya cewek yang suka traveling ini pun hanya bisa memasukkan air dalam botol yang ada di barisan paling ujung cuma beberapa tetes saja.
Nasywa bersama 9 rekannya sedang mengikuti permainan hulu hilir di kegiatan Science Camp (SC) SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik di Lentera Camp Trawas Mojokerto, Jumat (22/11/2019).
Permainan semacam estafet air ini tantangannya terletak pada alat yang digunakan untuk menampung air. Efek sulit sangat terasa manakala permainan mulai dijalankan.
“Kalau menampungnya menggunakan spon semua mungkin mudah, tetapi sekarang medianya bermacam-macam dan kurang logis. Ada kain, lembaran plastik, botol air minum, gelas yang bagian bawahnya dilobangi, selang, kertas, telapak tangan, potongan pcv dan selang pendek,” ujarnya dengan nada kesal.
Tantangan dalam permainan ini adalah siswa yang paling depan mengambil air di timba yang sudah disediakan panitia. Setelah itu, spon diperas pada rekan kedua. Dilanjutkan pada rekan ketiga sampai akhir.
Diva Addin Kamila, rekan Nasywa, mengaku kesal juga. Cewek yang hobi basket ini bingung dan sedikit marah-marah karena hasil limpahan air cuma sedikit. Malah, lanjutnya, tidak dapat air sama sekali.
“Masih di rekan kelima, air sudah habis. Ya gara-gara air menetes lebih banyak daripada air yang diberikan ke rekan yang lain,” ungkapnya.
Diva menjelaskan kreatif, cekatan dan gerak cepat harus dilakukan supaya bisa mendapatkan air yang banyak sampai pada barisan akhir nanti. Ya, alhamdulillah botol di bagian belakang masih bisa mendapatkan air walaupun tidak banyak. (*)
Penulis Ichwan Arif Editor Sugeng Purwanto