PWMU.CO – Pengajian Bulanan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) dan Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Sidayu diselenggarakan di rumah Zainur Rofiq Desa Bunderan, Sidayu, Gresik, Jumat 22/11/19).
Pembicara Hj Nur Khalidah mengajak jamaah untuk selalu menjaga iman kepada Allah. “Iman kepada Allah sebagai bagian dari rukun iman yang wajib dijaga sampai kapanpun,” katanya.
Menurutnya, iman itu harus diimplementasikan dalam amal. “Salah satunya menjadi Muslim yang rahmatan lil alamin,” ujarnya sambil mengutip Surat Alanbiya Ayat 107, “Kami tidak mengutus engkau, wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.”
Maka, ujarnya, sebagai umat Islam yang membawa misi rahmatan lil alamin, tidak pantas gontok-gontokan sesama Muslim atau dengan agama lain.
Khalidah juga mengingatkan bahwa agama Islam adalah agama yang diridhai Allah, sebagaimana firman Allah dalam Surat Almaidah Ayat 3: “Hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
Jadi, sambungnya, tidak benar kalau ada orang yang mengatakan semua agama itu sama. “Dalam kebangsaan memang agama yang diakui oleh negara ada enam. ”Akan tetapi hanya agama Islam-lah agama yang diridhai oleh Allah,” ujarnya.
Khalidah juga meyingggung pentingnya dakwah bil hikmah. Dia menceritakan kisah Rasulullah SAW saat didatangi seorang pemuda yang hendak masuk Islam. Maka Rasulullah SAW hanya mengambil janji agar tidak berbohong. Maka pemuda tersebut dalam laku kehidupannya selalu teringat agar tidak berbohong, sehingga ketika dia hendak berbuat kejelekan maka pemuda tersebut selalu ingat agar tidak berbohong kepada Allah.
“Apa yang disampaikan Rasulullah SAW dalam kisah itu merupakan contoh teladan dakwah bil hikmah. Rasulullah tidak mengajarkan syariat yang rumit kepada pemuda yang ingin ‘hijrah’ tersebut. Melainkan dengan ajaran yang sederhana tapi mampu memberikan kemantapan seseorang untuk menjadi agama Islam,” terangnya.
Sehingga, sambungnya, dakwah bil hikmah atau berdakwah dengan bijaksana ini menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan saat ini di era yang penuh konflik.
Dia lalu melanjutkan kisah Rasulullah SAW yang pernah memberikan dakwah kepada orang yang saat berpuasa melanggar dengan berhubungan suami istri di siang hari.
Saat orang tersebut wadul (mengadu) ke Rasulullah SAW dan menceritakan apa yang terjadi, maka Rasulullah tidak langsung melaknat. Akan tetapi Rasulullah memerintahkan agar diganti dengan memerdekakan budak perempuan.
Karena orang itu tidak mampu, maka Rasulullah SAW menyuruh puasa dua bulan berturut-turut. Akan tetapi orang tersebut merasa tidak mampu juga, maka Rasulullah pun memerintahkan untuk memberikan makan untuk 60 fakir miskin.
Kembali orang itu tak bisa melakukannya, karena dia warga paling miskin. Maka Rasulullah SAW memerintahkan memakan kurma yang sedianya untuk mengganti puasa yang dilanggar.
“Kisah ini begitu bijaksananya Rasulullah SAW dalam menghadapi dan melayani problematika umatnya,” ujarnya.
Khalidah mengingatkan agar jamaah jangan lupa mendoakan anak-anak untuk berhasil dalam urusan dunia dan akhirat. “Jangan sampai punya anak pinter tapi akhlaknya jelek. Ketika anak kita akhlaknya baik akan menyejukkan jiwa kita,” katanya.
Dia mengajak mendekatkan anak dengan ajaran Rasulullah dengan membiasakan membaca bareng tentang ajaran Islam. “Bersabar dalam Islam, bersabar dalam menjalankan syariat Islam. Seperti puasa kita harus sabar dalam menahan lapar dan dahaga meskipun dalam keadaan terik matahari,” pesannya.
Khalidah juga berpesan untuk mengajarkan kalimat syahadat pada anak-anak. “Ajarkanlah syahadat sejak anak kita masih kecil meskipun kita lahir dari keluarga Islam,” ujarnya. (*)
Kontributor Dimas Hasbi Assiddiqi. Editor Mohammad Nurfatoni.