PWMU.CO – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr HM Busyro Muqoddas MHum mengatakan, radikalisme di Indonesia memang ada dan bentuknya radikalitas dalam politik.
“Wujudnya korupsi yang menggila, pembohongan publik, membodohi rakyat, serta menuduh umat Islam sebagai radikal, adalah contoh,” kata dia dalam acara Resepsi Milad Ke-107 Muhammadiyah yang digelar oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro, di GOR Bojonegoro, Ahad (24/11/19).
Dia mengatakan, radikalisme dalam perspektif politik hampir tidak tersentuh oleh hukum. “Bandingkan jika itu radikalisme dalam bentuk agama yang biasa dikemas oleh oknum untuk menyerang Islam, tentu responnya sangat cepat,” ujarnya.
Mantan Ketua KPK RI itu menyampaikan fenomena radikalisme hanyalah pengalihan isu-isu korupsi. “Radikalisme sebenarnya bersumber dari kesalahan yang disengaja atas tata kelola sumber daya alam, dampak dari kesenjangan ekonomi, dan keadilan sosial. Karena itu, radikalisme agama sengaja dihadirkan sebagai jualan politik,” ungkapnya.
Busyro juga mengingatkan dampak pilkada serentak tahun 2020. “Elite politik di tingkat daerah berupaya mengeruk kekayaan alam sebagai modal bertarung di pilkada,” tandasnya. (*)
Kontributor M.Shofi. Editor Mohammad Nurfatoni.