PWMU.CO – Dua CEO bisnis start-up yang masuk lingkaran kekuasaan mendapat sorotan dari Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PAN Prof Dr Zainuddin Maliki MSi.
Setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim—bos Gojek sebuah bisnis aplikasi online—menyusul CEO Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara, sebuah lembaga bisnis bimbingan belajar (bimbel) online sebagai staf khusus Presiden Jokowi.
“Meski harus diakui ada kenginan membuat terobosan, namun kebijakan ini menarik untuk dicermati, khususnya pengangkatan CEO bimbel online sebagai staf khusus Presiden,” kata Zainuddin dalam forum Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Universitas Muhammadiyah Lamongan Rabu (27/11/19).
Menurut Zainuddin, langkah merekrut CEO bimbel dalam posisi strategis di lingkaran istana, bisa memunculkan bias karena dapat diartikan sebagai pengarusutamaan bimbel. “Padahal bimbel justru isyarat dari kegagalan guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Kalau guru bagus, tidak perlu bimbel. Tetapi bimbel marak, berarti kinerja guru dipertanyakan,” ungkap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Yang jadi kekhawatiran kami, sambungnya, jika bimbel dijadikan solusi bisa mereduksi pendidikan jadi pengajaran saja.
Di depan angkatan muda Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan yang hadiri sosialisasi ini, Zainuddin menyatakan, keberhasilan bimbel online Ruangguru merekrut peserta memang tergolong fenomenal.
“Betapa tidak. Dalam sebuah iklannya, bimbel aplikasi online Ruangguru mengklaim dipercaya 15 juta pelajar dan 300 ribu guru. Oleh karena itu rekor sebanyak itu patut diapresiasi jika dilihat dari sisi bisnis. Tetapi dilihat dari sisi pendidikan masih harus dicermati,” ujarnya.
Pasalnya, kata mantan Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur itu, di samping melindungi segenap tumpah darah dan rakyat Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, serta turut menciptakan perdamaian dunia, UUD 1945 memberi amanah agar negara harus hadir mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Tentu kecerdasan yang dimaksud bukan hanya kecerdasan intelektual tetapi kecerdasan ganda meliputi kecerdasan emosional dan juga spiritual,” tambahnya.
Seperti juga bimbel konvensional yang ada selama ini, bimbel online Ruangguru meski telah dikemas dengan sentuhan teknologi inovatif di era industry 4.0, sehingga komunikatif dan membuat tak bosan penggunanya, tetap saja masih sebatas pada pengembangan kecerdasan intelektual.
Dia menegaskan, aplikasi inovatif itu tak menyentuh ranah pembentukan afeksi seperti pembentukan manusia yang berkepribadian jujur serta bisa dipercaya. “Sementara kejujuran semakin sulit kita temukan,” ungkap anggota DPR RI dari Dapil Gresik Lamongan Jawa Timur ini.
Menurut Zainuddin, bimbel sudah mampu membuat tenang orangtua yang resah karena rangking anaknya rendah. Tapi, bimbel tidak bisa membuat orangtua resah karena anaknya tidak jujur dan tidak bisa dipercaya.
“Sementara Fukuyama dalam risetnya berkesimpulan bahwa yang membuat bangsa itu maju adalah social capital yaitu trust. Fukuyama tidak menyebut rangking, skor tes atau IPK tinggi sebagai syarat untuk menjadi bangsa yang maju,” tegas Zainuddin, yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim itu.
Oleh karena itu, lanjutnya, yang kita butuhkan pendidikan dan bukan mengarusutamakan bimbel yang menekankan pengajaran. “Kita butuh pendidikan yang bisa melahirkan manusia-manusia jujur dan bisa dipercaya,” ujarnya. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.