PWMU.CO – Dengan penuh semangat H Dahlan Kaba (82) berdiri di mimbar Masjid Besar Limbung saat kultum Subuh, Kamis (28/11/19). Bapak yang akrab disapa Dg Ronrong ini menceritakan bagaimana Limbung bangkit dari kondisi masyarakat miskin, suka judi, dan hobi minuman khamr.
“Gerakan Almaun KH Admad Dahlan itulah semangat kami untuk membawa Limbung bisa lebih baik dari kondisi yang memprihatinkan,” ujarnya di hadapan jamaah Subuh.
Kakek saya, cerita Dg Ronrong, sampai berhenti jadi kepala desa (Galarang) di Limbung pada waktu itu. Kakek saya prihatin dengan kondisi masyarakat dan peran dari pemerintah setempat yang sangat kurang untuk mengatasi masalah.
Setelah meletakkan jabatan, kakek saya, kenangnya, mulai menjalankan inti ajaran dari Almaun. Diawali dengan mengumpulkan para saudagar.
“Melalui PKU (Pembina Kesejahteraaan Umat) saudagar membeli kerbau untuk membajak sawah. Warga diamanahi memelihara kerbau. Kalau nanti hewan ternaknya beranak pinak, warga akan diberi 1 anak kerbau. Ini adalah salah satu usaha untuk memberantas kemiskinan,” ungkapnya.
Dg Ronrong pun terinspirasi dengan sosok Buya Hamka dan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Dua tokoh Muhammadiyah inilah yang memacu kader Muhammadiyah di Limbung untuk mentas dari kemiskinan, kondisi masyarakat yang lebih baik, dan mencerdaskan anak-anak lewat jalur pendidikan.
“Setelah sekolah baca tulis (kelas I-III, setingkat SD) dulu, maka sekolah sambungnya ada di wilayah Limbung. Sampai sekarang sekolah Muhammadiyah banyak yang berdiri di sini dengan jumlah siswa yang besar. Sampai-sampai Limbung sering disebut sebagai kota pendidikan,” paparnya saat diwawancarai PWMU. CO di teras masjid sambil minum kopi dan mencicipi kue putu tongkang dan roko-roko unti khas Limbung. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.