PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir MSi mengatakan cabang dan ranting berkemajuan harus punya sifat dan watak paham Islam dan memiliki ideologi Muhammadiyah.
Haedar menerangkan derap dan denyut nadi Muhammadiyah pondasinya adalah Islam dan gerakan Muhammadiyah. “Pondasi kita beragama paham tentang Islam. Lalu lintas dan dinamika baik dari Islam maupun di luar begitu rupa. Maka, yang dilakukan adalah pahami keberagaman dan pagar akal pikiran ajaran Islam sebagai pegangan agar kita tidak panik,” katanya.
Inilah poin pertama yang disampaikan Haedar dalam pembukaan Cabang dan Ranting Muhammadiyah Expo (CRME) 2019 yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah di lapangan SMA Muhammadiyah Limbung Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (28/11/19).
Kedua, kata Haedar, cabang dan ranting berkemajuan kantornya dan rapatnya harus hidup. “Masak PCM tidak miliki kantor. Jangan sampai alamat kantor saja tidak punya,” ujarnya.
Ketiga, pimpinan ranting dan cabang harus aktif untuk mengurus organisasi, bukan urus pengurus. “Pengurus yang tidak aktif malah diurus, yang datang malah tidak ditanya. Pengurus sudah selesai dengan dirinya sendiri. Dia datang untuk urus umat, masyarakat, dan organisasi,” kata dia.
Keempat, seluruh elemen organisasinya aktif. Jangan sampai ortom aktif, persyarikatannya tidak hidup. Atau malah kebalikannya. “Bagaikan kerakap di atas batu, mati segan hidup tak mau. Itu sama saja di kuburan. Adanya sama dengan tidak adanya,” sindinya sambil mengutip pepatah.
Kelima, harus ada gerakan pengajian. Muhammadiyah itu hidup karena pengajiannya hidup. Baik pengajian umum, pimpinan, dan anggota. “Pengajian harus mampu menghidupkan, mencerdaskan, mencerahkan, dan memajukan. Bukan pengajian yang malah mundur 100 abad yang lalu,” ungkapnya.
Keenam, cabang dan ranting harus masjidnya makmur dan hidup. “Jangan sampai masjid Muhammadiyah tidak hidup, lalu ada tetangga masuk lalu ribut. Sekarang gerakan bangun masjid ada tetapi memakmurkan masjid perlu ditingkatkan. Masjid adalah pondasi meletakkan takwa pada masyarakat,” kata Haedar.
“Terakhir, ketujuh, harus punya usaha dan amal usaha. Cabang dan ranting harus miliki amal usaha, bisa usaha produktif atau usaha gerakan iqra’ atau literasi. Ini juga salah satu usaha mencerdaskan,” ujarnya.
Haedar menegaskan ketujuh unsur ini harus dimiliki cabang dan ranting sehingga bisa menjadi unggul. Keberadaannya bisa memberikan manfaat. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.