PWMU.CO – Bangsa kita dalam perkembangannya akan mengalami dua problem besar yaitu rendahnya budaya literasi dan jalan kaki.
Inilah yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir MSi dalam pembukaan Cabang Ranting Muhammadiyah Expo (CRME) 2019 di halaman SMA Muhammadiyah Limbung, Bajeng, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (28/11/19).
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Lembaga Pengembangan Cabang Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini Prof Haedar menyinggung tentang banyak orang yang abai dengan membaca.
“Orangtua yang pegang HP itu bukan sekadar untuk membaca. Mereka hanya memiliki berita yang belum tentu kebenarannya. Berita hoax saja dikirim. Di bagian akhir diberi pesan harap dicek dulu kebenarannya,” ujarnya, disambut tawa ribuan hadirin.
Gerakan membaca itulah problem pertama. Konon orang Indonesia yang gemar membaca itu perbandingannya 1:1.000. Jadi, menurutnya, dari 1.000 hanya ada 1 orang yang gemar membaca.
“Membaca itu sudah kalah dengan budaya ngobrol Kalau ngobrol 1-3 jam kuat apalagi ditemani sarahban (minuman khas Limbung), bisa berjam-jam,” ujarnya.
Problem kedua adalah parkir. Orang Indonesia itu malas jalan. Padahal kebiasaan jalan itu menandakan dinamika manusia. Kita kalah dengan bangsa lain.
“Orang Indonesia itu pinginnya parkirnya paling dekat dengan tujuan dan malas jalan jauh. Sampai-sampai saya sempat jengkel ada mahasiswa saya yang pingin parkir di dekat kelas, sangking dia malas jalan,” ungkapnya.
Dua problem inilah yang harus disikapi oleh Muhammadiyah. Gerakan literasi harus dijadikan program unggulan Cabang dan Ranting Muhammadiyah selain program unggulan lain. Begitu juga budaya jalan. Orang Muhammadiyah harus suka jalan karena itu cermin dari dinamika manusia. (*)
Kontributor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.