PWMU.CO – Seseorang yang pernah menegur orang lain karena melakukan kesalahan sudah bisa dikatakan sebagai mubaligh.
Hal itu di sampaikan Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Gresik Dra Uswatun Hasanah pada Pelatihan Mubalighat yang digelar bersama oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Aisyiyah Wringinanom dan Driyorejo di Aula Panti Asuhan Muhammadiyah Al Ihsan Wringinanom, Ahad (01/12/19).
Dalam kesempatan itu Uswatun memberikan materi tentang Profil Mubalighat Aisyiyah. Dia berharap setelah mengikuti pelatihan peserta bisa langsung praktik.
“Sudah pernah jadi mubalighat?” tanya Usawatun.
Peserta pun kompak menjawab, “Belum.”
Menurut Uswatun, jika ibu-ibu sudah pernah menegur anak-anak yang pergaulannya kurang Islami sudah bisa dikatakan mubalighat. “Nah, gitu kok merasa belum pernah jadi mubalighat,” tuturnya.
Dia menambahkan, mubalighat adalah setiap anggota Aisyiyah yang mempunyai pemahaman tentang ke-Islaman atau suatu bidang keilmuan yang terkait dengan aspek dan kehidupan manusia. Serta mempunyai kemauan untuk menyampaikan kepada masyarakat.
“Salah satu tujuan dakwah Aisyiyah adalah untuk terlaksananya gerakan dakwah Aisyiyah dalam aspek seluruh kehidupan,” terangnya.
Dengan menyitir Alquran Surat Ali Imran Ayat 110, dia mengatakan menjadi anggota Aisyiyah adalah sebuah panggilan, untuk beribadah dengan cara menyampaikan kebenaran. “Kita semua di sini sebagai mubalighat, dan semangat menyampaikan bukan supaya terkenal tapi karena keterpanggilan firman Allah,” tuturnya.
KH Ahmad Dahlan mendirikan Aisyiyah karena tidak mungkin bisa berdakwah sendirian di Muhammadiyah. Tapi butuh teman yang saling melengkapi. “Menjadi anggota Aisyiyah itu harus ikhlas dan mengharap ridha Allah. Bah gak atek di puk-puk pinter cah ayu (meski tidak disanjung pintar dan cantik), jadi Aisyiyah gak usah loro ati (tidak usah sakit hati),” ujarnya. (*)
Kontributor Heri Siswanto. Editor Mohammad Nurfatoni.