PWMU.CO – Perubahan sistem managemen pendidikan selayaknya tetap menjaga substansi fitrah karakter manusia.
Pernyataan ini disampaikan Dr Taufiqullah MPdI sebelum membuka kegiatan Management System Training for Education Towards ISO 21001: 2018 and Improving Quality of Auditor di Averros Hall SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik, Sabtu (14/12/19).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik ini menerangkan meskipun berbagai sistem dan model pendidikan secara berulang dievaluasi dan diganti, yang menjadi kunci utama upaya untuk menguatkan pendidikan karakter siswa. “Orang hidup di era kapan pun baik kolonial maupun milenial, maka tidak bisa terlepas dari pendidikan karakter,” jelasnya.
Taufiqullah kemudian menjelaskan dua prinsip pendidikan berbasis fitrah manusia yakni, memanusiakan dan mengembangkan potensi manusia.
Mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dia mengatakan, “Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikanya sebagai Yahudi, Nasrani, dan Majusi”.
Menurut Taufiqullah dalam proses penciptaan makhluk (manusia), Allah telah merancang fitrah manusia dengan menghadapkan pada agama yang lurus yaitu Islam yang akan mengantarkan manusia pada kesuksesan hidup nantinya.
“Kadangkala banyak orang yang keluar dari fitrah Islam, sehingga tanpa terasa proses yang dijalankan oleh orangtua, guru, dan lingkunga menggeser seseorang menjadi Yahudi, Majusi, Nasrani, dan sebagainya,” terangnya kepada 64 peserta.
Pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Sinergi Human Resource and Development Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik ini, Taufiqullah mencontohkan cara mengidentifikasi pendidikan yang keluar dari fitrah manusia.
Salah satunya dengan melihat apa yang diucapkan oleh para siswa dalam satuan pendidikan. “Perubahan perilaku bisa terlihat dari apa yang diucapkannya. Ucapan inilah yang menjadi ukuran pendidikan berbasis kefitrahan,” tegasnya.
Menyoroti perubahan kebijakan yang sedang digulirkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim BA MBA dengan konsep merdeka belajar, dia mengharapkan empat sekolah Muhammadiyah GKB dapat menjadi pelopor dalam merespon setiap perubahan dengan menghadirkan sistem pendidikan yang berkualitas yang selaras dengan fitrah keislaman.
“Sekolah Muhammadiyah GKB perlu merancang sistem pendidikan yang melindungi kefitrahan manusia, agar kelak lulusannya menjadi pemimpin daerah, pemimpin bangsa, dan negara yang berpegang pada kefitrahan manusia. Meskipun pemimpin pada usia muda tapi berpegang teguh pada nilai-niali keislaman,” harapnya.
Kegiatan training sistem managemen ISO 21001:2018 ini menghadirkan dua pakar di bidang quality management assurance yaitu Dr Muhammad Rosiawan MT dan Nanang Sutedja SE MM. (*)
Kontributor Anis Shofatun. Editor Mohammad Nurfatoni.