PWMU.CO – Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi memberikan apresiasi kepada seluruh jamaah Pengajian Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laren. Sebab tambah hari, bulan, dan tahun semangatnya bertambah dan selalu ingin menampilkan yang terbaik.
Tamhid menyampaikan, selalu ada hal baru ketika hadir di Kota Soto ini. “Kalau datang ke Lamongan, pasti ada sesuatu yang baru. Karena di Lamongan khususnya Cabang Laren, selalu ada semangat fastabiqul khairat. Selalu ada peningkatan kualitasnya,” ujarnya.
Hal itu dia sampaikan pada Pengajian PCM Laren sekaligus Peringatan Milad Ke-107 Muhamamdiyah di Desa Godog, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Sabtu (21/12/19).
Tamhid mengatakan, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) yang ada di Laren pasti ingin meningkatkan kualitasnya. “Dan kita saksikan pada saat ini PRM Godog mendatangkan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah hadir di Laren ini. Mungkin tidak ada Ranting yang sering mendatangkan PP Muhammadiyah kecuali yang ada di Laren,” ujarnya disambut 1500 hadirin. “Pak Din Syamsuddin sudah beberapa kali. Saya kira sudah semua. Artinya Ranting rasa PP.”
Oleh karena itu, sambungnya, salah satu ranting yang ada di Laren ini dinobatkan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah sebagai Ranting Unggulan tahun 2017. Dan untuk menjadi ranting terbaik itu gampang, tetapi untuk mempertahankan apalagi meningkatkan, itu yang sulit.
Tamhid juga memberi apresiasi pada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, karena tidak mau kalah dengan Muhammadiyah Bojonegoro dalam soal SPBU. “Bojonegoro sudah punya dua SPBU, sekarang Lamongan menyusul. Lamongan punya empat rumah sakit. Tampaknya PDM di Indonesia hanya di PDM Lamongan yang punya empat RS, belum lagi klinik Muhammadiyah. Itu semua dalam rangka berlomba dalam kebaikan dan menjawab kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.
Tamhid bertanya pada jamaah, kenapa Muhammadiyah itu bisa bertahan samapai uaia 107 tahun bahkan semakin hari semakin besar, bertambah banyak dan semakin maju? Jawabnya, “Karena warga persyarikatan Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Muhammadiyah terstruktur bersama-sama menjalankan perintah amal makruf nahi mungkar menunjukkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya berdasarkan Alquran dan Assunah dan mengembangkan ijtihad Muhammadiyah yang disesuaikan dengan zamannya,” urainya.
Tamhid menjelaskan, pada Muktamar di Yogyakarta dipesankan untuk berjuang dengan sungguh-sungguh, menyerahkan semuanya dengan daya dan upaya menjawab tantangan kehidupan dengan aksi-aksi yang nyata. “Tidak dengan jalan berhadap-hadapan atau kekerasan dengan cara demo. Itu bukan cara Muhammadiyah. Cara Muhammadiyah adalah dengan menjawab tantangan,” ujarnya.
Maka, lanjutnya, Muhammadiyah semakin hari semakin maju, berkembang, dan semakin menggelora. “Muhammadiyah tidak marah-marah pada pemerintah tetapi Muhammadiyah memberikan jawaban yang dibutuhkan oleh masyarakat, umat, dan bangsa ini,” terangnya.
Tamhid mengajak peserta pengajian bersemangat berdakwah. “Mari kita jaga dengan fastabiqul khairat. Kalau itu dipegang jamaah Muhammadiyah, maka apapun yang menjadi pikiran dan mimpi kita akan mudah terwujud,” pesannya.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 11.30 WIB ini ditutup dengan doa oleh Ketua Dewan Pendekar Jawa Timur, Drs KH Ahmad Kasuwi Tharif MA Pbr. (*)
Kontributor Slamet Hariadi dan Hendra Hari Wahyudi. Editor Mohammad Nurfatoni.