PWMU.CO -Perubahan di era revolusi industri 4.0 ditandai dengan berbagai hal yang serba digital, serba internet of things, basis clouds computing, big data, 3D printing, masifnya virtual reality, augmented reality, bahkan artificial intelligent.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD ketika menyampaikan pidato milad ke-59 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Auditorium Kampus 1 Umbulharjo, Yogyakarta, Sabtu (21/12/2019).
Ali Ghufron mengatakan, sumber daya manusia Indonesia masuk 30 besar dunia, yang disertai dengan pemerataan pembangunan dan berdaya saing.
“Kualitas pendidikan akan terus ditingkatkan, di antaranya pengembangan vocational training dan pentingnya vocational school,” paparnya.
Untuk itu, sambung dia, pemerintah akan membangun lembaga manajemen talenta Indonesia untuk mengelola diaspora.
”Diaspora akan diberikan dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia dan membawa negara Indonesia bersaing di tingkat global,” katanya. ”Salah satunya tugas perguruan tinggi menghasilkan SDM yang beriman, berintegritas, berkualitas, kompeten dan berdaya saing tinggi.”
Era revolusi industri 4.0, ujar dia, ditandai dengan terjadi disrupsi. “Yaitu perubahan mendasar industri, strategi bisnis, dan terciptanya pasar baru, bahkan di dunia pendidikan,” katanya.
Dengan perubahan iptek — khususnya di era revolusi industri 4.0 — juga akan mengubah jenis pekerjaan dan peran SDM ke depan. “Perguruan Tinggi yang tidak bisa responsif dan tidak melakukan perubahan, maka akan ketinggalan,” tandasnya.
“Pendidikan tinggi di Indonesia agar menghasilkan SDM yang berkualitas dan untuk meningkatkan pendidikan tinggi diperlukan standar nasional perguruan tinggi,” paparnya.
Menurutnya, perlu reformasi pendidikan tinggi — termasuk restrukturisasi pendidikan tinggi — sehingga di samping menghasilkan lulusan, riset, transfer teknologi ke masyarakat, perguruan tinggi juga menghasilkan inovasi yang bisa meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa.
Dia juga menyinggung potret dosen Indonesia dan pendayagunaan jaringan ilmuwan diaspora Indonesia serta beasiswa pendidikan magister menuju doktor untuk sarjana unggul.
Penulis Affan Safani Adham Editor Sugeng Purwanto