PWMU.CO – Pengajian rutin Bulan Purnama kembali digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sidayu, Kabupaten Gresik, Rabu (18/12/19). Kali ini, pengajian ditempatkan di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kauman, Sidayu.
Meski pengajian baru dimulai pukul 20.00 WIB, namun tidak kurang dari seribu jamaah telah hadir sejak pukul 19.15 WIB. Dipandu pembawa acara Muhammad Nasihun Amin, pengajian diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Faiz Hidayatullah.
Ketua PRM Kauman Jauhar Maknuni mengucapkan terima kasih kepada para jamaah atas kehadirannya di acara Pengajian Bulan Purnama ini. Ia berharap pengajian ini bisa memberi tambahan ilmu dan bisa mengubah perilaku kita untuk menjadi lebih baik.
Sementara itu Sekretaris PCM Sidayu H Abdul Rasyid dalam sambutannya mengapresiasi prestasi Lazismu Kantor layanan (KL) Sidayu sebagai penghimpun terbaik 2019. Ia mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada warga Muhammadiyah dan Aisyiyah yang telah mempercayakan Lazismu Sidayu sebagai tempat menyalurkan zakat, infak, dan shadaqahnya.
Ia berharap agar penerimaan Lazismu KL Sidayu bisa lebih ditingkatkan agar dapat memberikan manfaat buat semua warga, tanpa membedakan Muhammadiyah atau bukan. Dalam kesempatan tersebut, Lazismu KL l Sidayu membagikan 20 bingkisan sembako dan 10 bantuan anak yatim. Pemerintahan Desa Kauman juga memberikan bantuan untuk warga miskin yang disalurkan melalui Lazismu Sidayu.
Pengajian Bulan Purnama menghadirkan Wakil Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr Muhammad Arfan Muammar. Ia mengatakan sesungguhnya nikmatnya sesuatu itu setelah susah. Menurutnya, orang itu akan tahu nikmatnya kaya setelah dia susah, nikmatnya sehat setelah sakit.
Cobaan dan kemuliaan itu, kata Arfan, akan datang silih berganti. Ada orang yang diuji Allah itu adalah kemuliaanku, dan ada sebagian manusia yang diuji oleh Allah, namun dia merasa telah dihinakan. “Ketika Tuhan menguji kita itu berarti kita dicintai Allah SWT. Mungkin Allah itu kangen dengan dzikir-dzikir kita,” ujarnya.
Arfan menambahkan, Allah tidak akan memberi ujian kecuali untuk menghapus dosa-dosa kita. Bisa jadi yang kita anggap baik itu buruk, begitu juga sebaliknya. Dan Allah tidak akan memberikan musibah kecuali kita mampu mengatasinya. “Maka dengan musibah dan nikmat yang diberikan Allah, kita harusnya bersyukur,” imbuhnya.
Arfan menjelaskan, sejatinya semua yang kita miliki adalah nikmat yang luar biasa dari Allah SWT. Maka kalau menghitung nikmat Allah, kita tidak akan mampu melakukannya. Menurutnya, syukur terhadap nikmat itu juga akan diikuti oleh rasa syukur kita yang lain, karena kesyukuran kita kepada Allah adalah sebuah kenikmatan. “Tidak ada kejadian yang tidak ada hikmahnya,” tuturnya. (*)
Kontributor Muhammad Bahi. Editor Mohammad Nurfatoni.