PWMU.CO – Ketua Tajdied Center Jawa Timur Misbahul Munir mengapresiasi para guru yang mau menjalani wisuda bersama siswanya. Apresiasi tersebut diungkapkannya saat menyampaikan sambutan pembukaan Wisuda Tahfidh II Badan Tajdied Center (BTC) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik, Sabtu (28/12/19).
Bertempat di Hotel Horison GKB, Wisuda Tahfidh II ini diikuti 349 santriwan dan santriwati, baik anak-anak maupun orang dewasa.
“Kalau para asatidz (guru) ini sekarang baru diwisuda, itu menunjukkan bahwa mereka juga berusaha bersaing, berikhtiar dengan murid-muridnya. Inilah yang kita harapkan dengan Gerakan Muhammadiyah Menghafal,” ujar Misbahul.
Menurutnya, para guru ini dulu juga mungkin belum niat untuk menghafal. Tapi karena setiap hari mengajar anak-anak santrinya, sehingga terpaksa hafal. “Terpaksa hafal aja bisa wisuda,” ujarnya disambut tawa dan tepuk tangan para undangan.
Munaqasah Hafalan Alquran Wali Santri
Ia berharap hal tersebut menjadi semangat bagi wali santri untuk ikut menghafal. Kalau para guru ini bacaannya bagus, kemudian berusaha untuk menghafal dan kejar setoran, Misbahul meyakini wali santri pun punya kesempatan yang sama.
Ketika orangtua menemani anak-anak di rumah, sambil mendengarkan DVD Tajdied, diulang-ulang, ia yakin pasti akan hafal dengan sendirinya. Karena itu, Tajdied Center membuka munaqasyah untuk wali santri di tahun depan. “Bukan hanya gurunya, tapi wali santrinya,” tegasnya bersemangat.
Ia berharap para wali santri tidak hanya berharap mahkota dari anak. Tapi bagaimana kita semua para wali santri ini bisa memberi mahkota kepada orangtuanya.
Tahun depan, kata dia, BTC Gresik diharapkan dapat mengawali Jawa Timur untuk mengadakan munaqasyah wali santri. “Usahakanlah belajar hijaz ke anak-anak. Itu menjadi ikon kita semua. Kalau sudah nadanya hijaz, oh ini berarti pakai Tajdied,” tuturnya.
Irama Hijaj Mudahkan Hafalan
Ia juga menjelaskan gunanya memakai irama hijaz, sebagai cantolan hafalan. Misbahul kemudian meminta para undangan untuk mengingat lagu Indonesia Raya yang telah dinyanyikan bersama saat pembukaan. “Kalau anak-anak diminta menghafal teksnya saja pasti sulit. Tapi kalau pakai lagu, pasti cepat hafal dan ingat,” jelasnya.
Ia mengaku bangga dengan wisuda kali ini yang diikuti anak-anak hingga orang dewasa. Ia meyakini jika ini terus digelorakan di seluruh Jawa Timur, maka akan memotivasi yang lain untuk ikut menghafal.
Di Indonesia ini, sambungnya, ikon menghafal yang paling populer adalah Ustadz Yusuf Mansur, yang mengadakan wisuda nasional. Di Surabaya juga ada lembaga yang menggunakan metode tertentu dan mengadakan wisuda menghafal. “Tapi munaqosyah dan wisudanya itu tanpa dibimbing, mereka jalan sendiri-sendiri,” ungkapnya.
Karena itu, ia berharap Tajdied Center ini bisa membimbing anak-anak supaya irama dan tajwidnya bisa standar.
TPA untuk Orang Dewasa
Dalam sambutannya, Misbahul menyampaikan sedikit hasil rapat Majelis Tabligh beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, Taman Pendidikan Alquran (TPA) tidak dibatasi hanya untuk anak SD saja. Bagi yang sudah lulus SD, SMP, SMA, masjid-masjid yang ada di Muhammadiyah ini tetap terbuka untuk semuanya, termasuk Bapak/Ibu Wali Santri.
Jadi TPA yang sekarang ikut mewisuda santri-santrinya, lanjut Misbahul, disilahkan membuka kelas orang dewasa. “Kalau Bapak/Ibu tidak mau diberi nama TPA, beri nama lain tidak masalah, yang penting mau ngaji,” tuturnya.
Di akhir sambutannya, Misbahul memberikan tips supaya anak-anak cerdas dan cepat menghafal Alquran, yaitu membaca setelah Subuh dan setelah Maghrib, serta menghindari kemusyrikan.
Ia menambahkan, orang yang membaca Alquran namun tajwidnya belum benar, bagaikan pedang yang tumpul. “Makanya kalau membaca Alquran itu yang tartil, yang bagus tajwidnya, pronounciationnya yang pas sehingga bisa menjadi benteng atau pelindung bagi kalian. Jadi, berusahalah untuk memperbaiki bacaan,” tegasnya. (*)
Kontributor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.