PWMU.CO – Suasana penerimaan rapor semester I mendadak haru saat Kepala SMP Muhammadiyah 13 Campurejo (Hamas School) Nurul Wakhidatul Ummah SKom mengawali sambutan, Kamis (2/1/20). Ia meneteskan air mata di hadapan orangtua siswa kelas VII dan VIII.
Fida, sapaannya, mengaku sedih karena selama liburan, shalat dan mengaji anak-anak tidak terkontrol di rumah. “Hari ini adalah masuk sekolah hari pertama. Saya tanya mereka, siapa yang shalat Subuh angkat tangan, ternyata yang angkat tangan hanya dua anak,” ujarnya sedih.
Sambil terbata-bata sesenggukan, Fida menuturkan, kalau anak-anak kita shalatnya sering kosong seperti ini, bagimana nanti di akhirat. “Sekolah di Hamas School itu hanya sebentar, cuma tiga tahun, semuanya kembali ke Ibu dan Bapak, bagaimana membiasakan anak-anak kita dalam beribadah,” tegasnya.
Fida menjelaskan, di sekolah sudah terpantau setiap hari, baik akhlak, ibadah, atau Alquran dengan buku muhasabah yaumiyah. Tidak hanya itu, ia menambahkan, di luar sekolah pun guru-guru berkeliling sampai pukul 10.00 WIB untuk mengetahui apa masih ada siswa-siswi Hamas School di luar rumah.
“Maka yang pertama, saya minta bantuan kepada wali murid untuk ikut memantau anak-anak ketika liburan mengenai shalatnya. Apalagi mereka juga mau setoran hafalan kepada ayah atau ibunya. Alangkah indah apabila hal itu bisa kita lakukan bersama,” jelasnya.
Fida berharap pembiasan di sekolah hendaknya dilanjutkan di rumah dan dipantau oleh orangtua. Karena guru dan kedua orangtua sama-sama bertanggung jawab kepada anak-anak. “Semoga kita bertetangga di surga,” tutupnya. (*)
Kontributor/Penulis Nurkhan. Editor Mohammad Nurfatoni.