PWMU.CO – “Sesuatu menjadi berarti, ketika sesuatu itu telah tiada.” (quote)
Kita yang merasakan pergantian siang dan malam setiap hari, mungkin tidak merasa betapa berharganya pergiliran waktu secara rutin itu.
Anda bisa bayangkan di Islandia, Finlandia, dan beberapa daerah di Rusia. Mereka hanya bisa merasakan sinar matahari sekitar empat jam (11.22-15.29) dalam sehari, seperti di Reykjavik Islandia.
Ada juga yang 40 hari sama sekali tidak melihat matahari terbit, seperti di Murmansk, barat laut Rusia. Bahkan ada yang sampai 200 hari tidak terkena cahaya matahari seperti di Kusamo Finlandia.
Ini masih hitungan hari dan bulan, tidak sampai satu tahun. Bagaimana jika malam hari terus menerus hingga kiamat? Tanpa ada siang sama sekali? Sebagaimana firman Allah: “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu?” (Alqashas: 71)
Pertanyaan tersebut tentu mendorong kita untuk melakukan penelitian. Bagaimana kondisi bumi jika malam terus menerus hingga kiamat? Sama sekali tidak terkena cahaya matahari, padahal matahari adalah sumber kehidupan. Tentu suhu akan turun menjadi minus puluhan derajat. Pertanyaannya hingga batas minus berapa derajat manusia mampu hidup?
Desa Terdingin di Dunia
Dari sekian tempat di dunia, ada satu desa dengan suhu paling ekstrem yang manusia mampu bertahan hidup. Yaitu di sebuah desa kecil Oymyakon di sebuah kota di Rusia. Di sana adalah tempat berpenduduk dengan suhu terdingin permanen di seluruh dunia.
Rata-rata temperaturnya sekitar minus 50 derajat Celcius selama musim dingin, dengan rekor terendah mencapai minus 71,2 derajat Celcius di tahun 1924. Sedangkan temperatur yang paling tinggi mencapai 35.5 derajat celcius pada musim panas.
Namun itu hanya berjalan sebentar. Lebih lama musin dingin daripada musim panas. Artinya dalam setahun orang-orang di sana masih merasakan suhu hangat karena matahari masih bersinar.
Lalu bagaimana jika matahari sama sekali tidak muncul? Artinya malam terus sepanjang masa hingga kiamat? Tentu tidak akan ada kehidupan di dunia ini. Lautan akan membeku. Sungai-sungai akan membeku. Bahkan darah manusia pun akan ikut membeku.
Negara dengan Siang Terlama
Sekarang kita balik. Bagimana jika siang terus menerus hingga kiamat? Sebagaimana firman Allah: “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya?” (Alqashas: 72).
Bagaimana jika matahari tidak bergeser sedikit pun dari atas kepala kita? Jangankan sampai hari kiamat, setahun saja kita merasakan siang terus-menerus tanpa ada malam. Bisa-bisa semua pohon mengering. Sumber mata air susah ditemukan. Dan air di sungai akan surut bahkan bisa jadi akan mengering.
Kenapa sebagian bumi kita mengalami malam yang panjang? Dan sebagian yang lain ada yang mengalami malam yang pendek?
Karena, pada bulan Maret sampai September, belahan bumi utara mendapatkan cahaya matahari lebih lama dibanding dengan belahan bumi selatan. Sementara pada bulan Okotober hingga Februari belahan bumi selatan lebih lama menerima cahaya matahari dibanding belahan bumi utara sehingga memungkinkan malam lebih lama pula. Ini disebabkan oleh putaran bumi yang tidak selalu lurus tetapi miring.
Perbedaan kondisi inilah yang menyebabkan beberapa negara menjadi rekor negara dengan waktu siang terlama. Anda tahu berapa lama?
Ya. Ada satu daerah dengan rekor siang terlama yaitu 22 jam. Artinya hampir 95 persen waktu adalah siang hari, seperti di Islandia.
Tanda Kekuasaan Allah
Karena itu, siang dan malam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Sebagaimana firmanNya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (Albaqarah: 164)
Nikmat siang dan malam adalah nikmat yang tidak tergantikan. Nikmat yang tak terbatas. Mensyukurinya adalah sebuah kewajiban. Lantas nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Fabiayyi aalaai rabbikumaa tukadzibaan? (*)
Kolom oleh M Arfan Mu’ammar, Dosen Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya.