PWMU.CO – Nadjib Hamid menekankan pentingnya pemimpin menciptakan sejarah dan meninggalkan ‘sunah’ hasanah (jejak kebaikan) dalam kehidupan ini.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Mhammadiyah (PWM) Jawa Timur menyampaikan pesan itu dalam kegiatan Raker Bersama Empat Majelis-Lembaga yang berada dalam tanggung jawabnya.
Yaitu Majelis Pendidikan Kader (MPK), Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK), Lembaga Pengembangan Cabang-Ranting (LPCR), dan Lembaga Kerjasama (LK).
Raker yang digelar di Hotel Kapal UMM, Sabtu (18/1/20) siang ini, merupakan yang ketiga. Yang pertama, di Sarangan, Magetan tanggal 5-7 Februari 2016. Dan kedua, di Agro Mulia, Pasuruan, 5-6 Agustus 2017.
Nadjib Hamid menjelaskan, saat ini merupakan tahun terakhir bagi PWM Jatim periode 2015-2020, termasuk majelis dan lembaganya.
“Jika merujuk waktu penyelenggaraan Musywil November 2020, berarti kita tinggal punya waktu sembilan bulan untuk merealisasikan program-program yang belum terlaksana,” ujar pria kelahiran Paciran Lamongan itu.
Raker dengan tema Optimalisasi dan Sinergi, ini dimaksudkan Nadjib Hamid agar empat majelis-lembaga ini bisa lebih baik lagi kinerjanya. Juga sinergis dalam kepemimpinan dan penyelenggaraan aktivitasnya.
“Karena jika semua potensi dimanfaatkan untuk saling membantu dan saling berkontribusi maka sesuatu yang berat dan sulit akan jadi ringan dan mudah,” katanya.
Siapkan Husnul Khatimah
Nadjib Hamid menjelaskan, empat majelis-lembaga yang raker kali ini didukung sumber daya manusia yang hebat-hebat dari berbagai kalangan yang berbeda.
“Pasti bisa berkontribusi lebih optimal bagi dakwah. Kalaupun sekarang belum dirasa optimal, masih ada kesempatan untuk melakukan optimalisasi agar husnul khatimah,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, “Melalui raker bersama ini, ayo semuanya berfastabiqul khairat. Mewujudkan impian terbaik bagi majelis dan lembaganya, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dalam bentuk kegiatan yang asyik dan berdampak positif sepanjang masa,” ajaknya.
Menurut Nadjib Hamid, menjadi pemimpin adalah kesempatan menciptakan sejarah dan menjejakkan sunah hasanah.
“Bukan sekadar untuk memperpanjang riwayat hidup. Tidak semua orang berkesempatan menjadi pemimpin seperti kita, maka sayang jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” pesan dia. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.