PWMU.CO – SD Almadany Gresik mencari ide gila ke Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya, Rabu (29/1/20). Mereka disambut hangat. Ini oleh-olehnya.
Tepat pukul 08.30 WIB, rombongan SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas, Gresik tiba di halaman Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya.
Ketua Tim Inovasi Pengembangan Sekolah Heru Tjahyo Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya menyambut kedatangan 12 guru dan 3 anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kedanyang, Kebomas, Gresik.
Dengan ramah sembari tersenyum Heru Tjahyo menyalami satu persatu tamunya dan mempersilahkan mereka memasuki kantor SD yang terletak di Jalan Barata Jaya I No 11 Surabaya ini.
Humas SD Muhammadiyah 16 Surabaya Agus Mulyadi SPd membuka acara kunjungan tersebut. Dia mempersilakan perwakilan rombongan SD Almadany untuk menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan ke sekolah ini.
Kepala SD Almadany Drs AH Nurhasan Anwar MPd menyampaikan rasa syukur karena dapat kembali berkunjung ke sekolah ini. Dan ternyata dia banyak melihat perubahan di dalamnya.
“Seperti membuka kembali kenangan saat saya kembali ke sekolah ini dan melihat banyak kemajuan,“ ujar pria yang juga pernah mengajar di SD Muhammadiyah 11 Surabaya ini. Saat itu dia mengaku sering ke SD Muhammadiyah 16 Surabaya.
Nurhasan Anwar lalu menyampaikan keinginan guru SD Almadany Gresik mencari ide gila yang dapat diterapkan di sekolah yang dipimpinnya.
Ketua Majelis Dikdasmen PRM Kedanyang H. Hilmi Aziz MPdI menyampaikan harapannya dalam kunjungan ini.
”Jadi ini bukan studi banding. karena kami (SD Almadany) belum dapat dibandingkan dengan sekolah Kreatif ini,” selorohnya disambur gerrr seisi ruangan.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik ini menginginkan, dari SD Muhammadiyah 16 Surabaya ini dapat diambil ilmunya yang cocok untuk diterapkan di SD Almadany.
Setelah Rebranding Sekolah Kreatif
Selanjutnya Heru Tjahyono mewakili Kepala SD Muhammadiyah 16 Surabaya Maulana Muhammad ST yang tengah bertugas di luar kota mengungkapkan fakta-fakta di balik kesuksesan sekolah kreatif itu.
“Berawal dari evaluasi terhadap penerapan model pembelajaran yang konvensional, tepat di tahun pelajaram 2012-2013 SD Muhammadiyah 16 Surabaya mencoba untuk bertransformasi dengan menerapkan model pembelajaran baru yang lebih kreatif, aktif, dan inovatif,” terang pria berusia 60 tahun ini.
Menurut dia, rebranding di tahun 2012 itu menjadi titik balik kebangkitan. Sampai kini berbagai label disematkan pada sekolah ini. Mulai sekolah adiwiyata, sekolah ramah anak, sekolah menyenangkan, sekolah internasional, sekolah manusia, hingga sekolah model.
Heru Tjahyono menelaskan tips-tips dalam mengubah wajah sekolah yang awalnya tak diminati masyarakat hingga kini menjadi jujukan masyarakat dengan segmentasi menengah ke atas.
“Yang kami jual adalah konten pembelajaran kreatifnya. Guru menjadi pelaku utama dalam jualan konten kreativitas ini: mentransfer kreativitas ke siswa. Maka guru harus memiliki daya kreativitas,” terangnya.
Tips berikutnya, sambung dia, adalah bagaimana sekolah dapat mengemas sesuatu yang berbeda itu hanya ada di sekolah kreatif ini.
“Berilah sesuatu (kepada siswa) yang tidak dapat diberi oleh orangtua,” kata dia.
Setelah acara di kantor yang masih terlihat baru itu, acara kunjungan dilanjutkan dengan berkeliling ke lingkungan sekolah. Untuk mengamati, mencatat, dan melihat secara langsung aktivitas pembelajaran siswa reguler hingga mengunjungi Gue Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya. (*)
Penulis Mahfudz Efendi. Editor Mohammad Nurfatoni.