PWMU.CO–Museum Trowulan perusahaan es krim di Mojokerto menjadi kunjungan belajar siswa Berlian School, Senin (27/1/2020).
Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 5 SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik yang populer disebut Berlian School. Kunjungan ini menyertakan 11 siswa sister school dari SD Muhammadiyah 1 Balongpanggang.
Rombongan diberangkatkan Kepala Berlian School Mochammad Nor Qomari SSi. Acara ini diikuti 135 siswa terdiri dari 112 siswa dan 9 guru, 11 siswa dan satu guru SD Muhammadiyah 1 Balongpanggang, satu tenaga medis, dan satu polisi.
Di Museum Trowulan, siswa bisa belajar sejarah Kerajaan Majapahit. Pemandu wisata Kak Didik menjelaskan, ini merupakan museum arkeologi Indonesia. “Museum ini dibangun untuk menyimpan berbagai artefak dan temuan arkeologi yang ditemukan di sekitar Trowulan,” jelasnya.
Diterangkan, Museum Trowulan didirikan pada tahun 1987. Koleksi museum ini kebanyakan berasal dari masa Kerajaan Majapahit yang lengkap. Tetapi juga beberapa artefak peninggalan kerajaan era sebelumnya seperti masa Kerajaan Kahuripan, Kediri, dan Singasari. Museum ini terletak di seberang barat kolam Segaran.
Setelah mendengarkan penjelasan Kak Didik, siswa berkeliling melihat-lihat benda peninggalan sejarah. Ada koin uang, berbagai macam senjata, prasasti, gerabah, model rumah, bahkan bekas permukiman yang terletak di selatan museum.
Kunjungan Kedua
Setelah menjelajahi museum, siswa ini naik bus berpindah tempat ke perusahaan es krim Aice di kawasan Industri Ngoro Kabupaten Mojokerto. Luas area pabrik es ini 44.125 meter persegi.
Sesampainya di pabrik es krim rombongan siswa disambut oleh Kak Suci dan Kak Evi, pemandu. Kak Suci menyampaikan, produksi es krim di sini sehari mencapai 200 ton.
“Perusahaan ini berasal dari Singapura, membuka pabrik pertamanya di Indonesia di bawah nama PT Alpen Food Industry dengan sertifikasi tertinggi A-Level Halal pada tahun 2015,” tuturnya.
Siswa kemudian berkeliling pabrik untuk melihat proses produksi es krim. Kebersihan dan kesehatan sangat diperhatikan dalam pembuatan es krim.
Suci menjelaskan, proses pembuatan es krim ada dua tahap. Pertama, pencampuran bahan baku. Kedua proses pembekuan. Setelah itu es krim siap dinikmati. Terakhir acara berfoto bersama di photo boot dan makan es krim sepuasnya.
Gelsi Sharliz Zahira, siswa kelas V Giralda, mengatakan, senang kunjungan ini karena bisa belajar sejarah dan bisa melihat proses pembuatan es krim. ”Seru tadi, bisa tahu proses pembuatan es krim dan makan sepuasnya,” ungkapnya gembira.
Guru pengajar tematik Nur Hayati SPd mengatakan, tujuan field trip ini untuk pengalaman belajar di luar sekolah dan mendapat ilmu baru terkait sejarah dan proses pembuatan es krim. ”Siswa bisa belajar perubahan zat dari cair menjadi padat (membeku),” tuturnya.
Waka Kurikulum Berlian School Rohmawati MPd menjelaskan, field trip kali ini mengajak anak-anak untuk mempelajari dua zaman yang berbeda. Zaman kerajaan Hindu Budha dan zaman milenial yang sedang dialami anak-anak.
Peningggalan Kerajaan Majapahit menunjukkan seni arsitektur khas Hindu Budha di Jawa Timur seperti bangunan candi.
Sedangkan kunjungan ke pabrik es krim, kata dia mengenalkan anak-anak perkembangan teknologi berjalan begitu cepat. Banyak pekerjaan manusia yang sudah digantikan oleh mesin robot.
“Dengan field trip ini, kami terus memberikan motivasi dan inspirasi bagi siswa untuk melakukan inovasi dan kreativitas dalam mempersiapkan masa depan mereka agar tetap survive,” tandasnya. (*)
Penulis Ria Rizaniyah Editor Sugeng Purwanto