PWMU.CO – Zulfiyani Madjid baru pertama kali ini menginjakkan kakinya di kota Malang. Itupun karena keinginannya yang kuat menjadi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Ya, Zulfi, panggilan perempuan asal Sorong Papua ini adalah satu di antara 10.130 peserta tes penerimaan mahasiswa baru UMM yang berlangsung Senin (25/7).
Ditemani orang tuanya, Muhammad Madjid, Zulfi mengaku mengetahui UMM dari televisi. “UMM sangat terkenal di Papua. Saya sering lihat di tivi-tivi,” tutur Zulfi yang dibenarkan ayahnya.
(Baca: Pendaftar Capai 10 Ribu Orang, Ini yang Perlu Disiapkan agar Diterima di UMM)
Jurusan yang diambil Zulfi adalah Kedokteran. Ia percaya jurusan ini sangat banyak peminatnya, sehingga saingannya tentu sangat ketat. Itulah sebabnya tak ada pilihan lain kecuali belajar keras. “Ya banyak belajar, latihan soal, sampai ikut bimbingan belajar,” ungkap jebolan SMAN 2 Sorong itu.
Muhammad Madjid mengakui dirinyalah yang mengarahkan anaknya ke Kedokteran UMM. Menurutnya, UMM sudah punya nama. “Siapapun yang punya anak kuliah di UMM pasti bangga, makanya saya arahkan anak saya ke sini,” katanya.
Zulfi dan puluhan ribu calon mahasiswa UMM tentu berharap-harap cemas. Karena harus menunggu hasil kelulusan tes yang akan dirilis Jumat 29 Juli mendatang lewat pmb.umm.ac.id. Itupun masih harus memastikannya lagi karena jika dinyatakan lulus masih harus mengikuti sesi wawancara.
(Baca juga: Kisah Sukses Mahasiswa UMM Ubah Perkampungan Kumuh Jadi Rio de Janeiro-nya Indonesia)
Wakil Rektor I UMM, Prof Dr Syamsul Arifin, mengatakan wawancara juga penting. Selain untuk mengetahui motivasi, juga merupakan cara UMM untuk memetakan potensi calon mahasiswa untuk pembinaan lebih lanjut.
“Jadi kita memang ingin mahasiswa UMM itu betul-betul punya niat untuk belajar keras, membangun dirinya secara sungguh-sungguh, tidak loyo. Niatnya juga harus lurus,” tegas Syamsul.
Sementara itu, ditemui pwmu.co usai mengontrol jalannya ujian, Rektor UMM Drs Fauzan, MPd, menegaskan bahwa meski peminatnya naik, pihaknya akan menurunkan pagu penerimaan. Hal ini karena UMM ingin fokus pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan.
(Baca juga: Misi Lahirkan Farmasis Profesional, UMM Buka Prodi Profesi Apoteker)
“Penambahan dosen, penambahan ruangan kelas, kantor dan laboratorium jalan terus. Insyaallah gedung baru GKB IV itu juga akhir tahun ini selesai. Tetapi jumlah mahasiswa kita tekan agar bisa lebih lebih maksimal pelayanannya,” tutur Fauzan.
Pada gelombang II ini yang akan diterima mencapai sekitar 2.400 orang. Jika belum bisa diterima di gelombang III, masyarakat masih bisa mendaftarkan lagi untuk ikut tes di gelombang III, kecuali untuk prodi Kedokteran sudah ditutup. “Tentu saja perlu persiapan tes yang lebih baik lagi ya supaya bisa melampaui passing grade program jurusan yang dituju,” kata rektor.
Tes gelombang II berlangsung tertib dan aman. Selain menerjunkan 610 pengawas, UMM juga melibatkan pihak keamanan untuk memastikan nihilnya praktik perjokian. Hasilnya, sejauh ini pada gelombang II tidak ditemukan kecurangan seperti tahun-tahun lalu.
“Kita tetap mewaspadai, jangan sampai yang jujur dikalahkan oleh yang mau curang,” tegas rektor. (Nasrullah)