Obituari Haji Ngalim Rofi’i, penggerak dakwah Tanggulangin. Darah perjuangannya mengalir dari orangtuanya. Kini menurun ke anak-anaknya.
PWMU.CO – Tokoh Muhammadiyah Kecamatan Tanggulangin itu pergi untuk selamanya. Haji Ngalim Rofi’i, telah menghembuskan nafas terakhirnya, Kamis, (30/1/20) pukul 2.15 WIB, karena sakit paru yang dideritanya.
Almarhum dimakamkan di Pemakaman Islam Desa Penatarsewu, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Haji Ngalim Rofi’i lahir di Tempurrejo Ngawi, 86 tahun lalu. Menikah dengan Malikah, wanita dari Desa Penatarsewu (wafat 5 tahun yang lalu). Dari perkawinannya, Haji Ngalim Rofi’i dikaruniai enam anak.
Yaitu Tamhid Masyhudi, Mambaul Mushofa, Khuriyah; Muh. Hariadi, Najib Utomo; dan Bifadlillah. Dari anak-anaknya itu H. Ngalim Rofi’i dikaruniai 18 cucu.
Semasa hidupnya H. Ngalim Rofi’i dikenal sebagai penggerak dakwah Muhammadiyah. Dia mewarisi darah pejuang orangtuanya, M. Rofi’i, asal Ngawi dan Siti Rustikah asli Ponorogo.
Rustikah pernah berjuang membantu di bagian dapur Panti Asuhan Nyai Walidah Yogyakarta. Muh. Rofi’i dari Ngawi yang saat itu “mondok” jatuh hati dan menikahi Rustikah. Akhirnya, keduanya kembali ke Tempurrejo Ngawi dan merintis Muhammadiyah dan Aisyah.
Dari pernikahan tersebut, lahir dua bersaudara yang sama-sama aktif di Muhammadiyah yakni Imam Mukhlas dan Ngalim Rofi’i.
“Sayangnya, Rustikah meninggal dunia, saat melahirkan adik kembar Ngalim yang juga meninggal dunia,” tutur Khurriyah, anak ketiga Ngalim. Ngalim sudah piatu dalam usia 2,5 tahun.
Dalam asuhan ayahnya, Ngalim belajar di Gontor sampai kelas lima. Belum sampai lulus, Ngalim berpetualang ke beberapa wilayah Jatim. Seperti Pacitan, Jombang, Bali, dan berakhir di Tanggulangin Sidoarjo.
Di kota terakhir itu, Ngalim ikut saudara sepupunya, Rohmat. Keduanya pun bersama-sama merintis dan mengembangkan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ranting (PRM) Penatarsewu dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tanggulangin.
“Bapak itu orang yang sederhana. Istikamah dalam beribadah, dermawan, dan bisa menjadi motivator bagi orang lain, terutama para kader Muhammadiyah,” kenang Khurriyah.
Dicontohkan Khurriyah, ketika Ngalim meminta masyarakat untuk berinfak dalam pembangunan amal usaha Muhammadiyah di Tanggulangin, dia memberikan contoh dengan mewakafkan harta miliknya.
“Bapak dalam berdakwah tidak hanya dengan lisan, tetapi selalu diikuti dengan perbuatan sebagai realisasinya,” kenangnya.
Takziyah Tokoh PP Muhammadiyah
Anak pertama Haji Ngalim Rofi’i, Tamhid Masyhudi, adalah Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Sejumlah tokoh Muhammadiyah turut hadir bertakziyah dan berbela sungkawa. Seperti Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dan istri: Siti Noordjannah Djohantini yang Ketua Umum PP Aisyiyah.
Juga ada Sekretaris Umum PP Muhamamdiyah Abdul Mu’ti, Wakil Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas. Hadi pula Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 2005-2015.
Para petakziyah itu berpesan agar anak cucu Haji Ngalim Rofi’i melanjutkan perjuangan almarhum untuk terus menghidup-hidupkan Muhammadiyah.
Obituari Haji Ngalim Rofi’i, penggerak dakwah Tanggulangin. Selamat jalan! (*)
Penulis Siti Agustini. Editor Mohammad Nurfatoni.