Aa Gym: kita ini hamba Allah atau hamba keinginan? Aa Gym menyampaikan itu dalam kajian Kitab al-Hikam di Pesantren Daarut Tauhid, Bandung.
PWMU.CO – Majelis Dikdasmen Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Perumahan Pongangan Indah (PPI) Manyar Gresik melakukan kunjungan ke Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.
Kunjungan dilakukan bersama pimpinan SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) yang terdiri dari kepala sekolah, para koordinator, dan bendahara, Kamis (6/2/2020).
Dalam kunjungan tersebut rombongan berdiskusi dengan H Iskandar Bendahara Yayasan Daarut Tauhiid. dia menjelaskan sejarah berdirinya Yayasan Daarut Tauhiid, manajemen, dan kegiatan strategis pesantren.
Aa Gym Ajak Bersyukur
Setelah berdiskusi, rombongan melaksanakan shalat Ashar berjamaah di Masjid Daarut Tauhiid. Setelah itu mendengarkan tausiah KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym dengan materi Kitab al-Hikam karya Ibn Atha’illah al-Iskandari.
Dalam ceramahnya Aa Gym menyampaikan pentingnya mensyukuri atas pemberian Allah. “Kalau diberi Allah, dikabulkan doanya oleh Allah, bukan gembira atas pengabulannya tapi yang paling penting adalah bersyukur, karena tugas hamba itu adalah bersyukur,” tuturnya.
Aa Gym melanjutkan, “Kalau kita bergembira terlalu berlebihan atau kecewa terlalu berlebihan dengan apa yang Allah takdirkan, berarti kita belum serius jadi hamba Allah. kita baru jadi hamba keinginanan.”
Aa Gym menjelakan, banyak sekali pemberian Allah yang tidak kita minta, karena kita sendiri tidak tahu. Tapi diberi oleh Allah tanpa kita minta.
“Jadi kalau disuruh minta sama Allah, sebetulnya intinya bukan pada permintaannya, tapi kita berdoa itu agar jelas posisinya bahwa kita itu hamba dan Allah itu Tuhan kita. Itu intinya,” kata Aa Gym.
Pendiri Pesantren Daarut Tauhiid itu menambahkan, “Doa itu adalah ibadah untuk menunjukkan bahwa kita adalah hamba. Hal terpenting dari doa adalah bagaimana kita memposisikan diri sebagai hamba dan Allah adalah penguasa segala galanya.”
Jadi, lanjut Aa Gym, kalau berdoa itu harus sampai kerasa bahwa saya ini lemah. Tidak ada daya apa-apa. Tidak akan mampu melakukan kebaikan tanpa pertolongan Allah. Tidak bisa menjauhi maksiat tanpa pertolongan Allah.
“Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi tanpa bisa dicegah oleh siapapun. Dan apa yang tidak Allah kehendaki pasti tidak akan terwujud walau siapapun menghendaki,” tutur Aa Gym.
Aa Gym tentang Doa Nabi Yunus
Aa Gym lalu menyampaikan doa Nabi Yunus, “Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minadzdzaalimiin. Tiada Ilah selain Engkau Ya Allah, Maha Suci Engkau, sedang saya orang yang dzalim.”
Menurut Aa Gym, tauhid didahululan, kemudian benar-benar menyempurnakan pengakuan: Allah tidak berbuat jelek. Yang jelek hanya saya saja. “Proses penghambaan kepada Allah dari doa-doa kita,” tutur Aa Gym.
Dia lalu mengajak jamaah agar tidak terlalu risau dengan apa yang Allah takdirkan untuk kita. “Tapi risaulah kita tidak jadi hamba Allah. Salah satunya adalah menjadi hamba keinginan,” tuturnya.
“Urusan dunia serahkanlah ke Allah, bentuknya, waktunya, caranya, karena Allah yang atur. Tapi kalau urusan akhirat harus ngotot, minta diampuni dosa-dosa, minta diridhai Allah, diterima amal kebaikannya, minta jadi ahli surga. Karena itu bukan pilihan tapi urusan permohonan yang memang harus dengan keyakinan,” ajak Aa Gym.
Di menegaskan bahwa semua itu sudah tertulis. “Tinggal kita luruskan niat, sempurnakan ikhtiar, pasrahkan dengan tawakal,” kata Aa Gym.
Kalau sudah terjadi sebuah amal, lanjutnya, sudah yakini bahwa semua adalah karunia Allah. “Tapi kalau keburukan, semua terjadi karena diundang dosa saya,” ujarnya.
Kalau belum jadi, menurut Aa Gym, maka sempurnakan ikhtiar, maksimalkan. Tapi kalau sudah jadi amal, langsung menghilang, bahwa semua hanyalah karunia Allah. Tidak boleh ngaku-ngaku sebagai jerih payah kita.
“Maka tugas kita adalah, pertama meluruskan niat. Kepentingan kita dalam hidup ini hanya satu, Allah ridha. Kedua, sempurnakan ikhtiar di jalan Allah. Jangan setengahsetengah, karena Allah mendatangkan petunjuk dengan kesungguhan,” tutur Aa Gym.
Jadi, sangat jelas dari uraian di atas: Aa Gym: kita ini hamba Allah atau hamba keinginan?
Terkesan Ceramah Aa Gym
Bendahara Majelis Dikdasmen PRM PPI Imam Mustakim mengaku bahwa dirinya merasa tenteram dan damai ketika mendengarkan tausiah Aa Gym.
“Tutur kata Aa Gym saat memberikan ceramah membuat hati merasa tenang dan tentram,” ungkapnya.
Kalimat-kalimat yang diucapkan, kata Imam Mustakim, mengajak untuk menata hati kita agar segala aktivitas kita sebagai manusia bisa menyandarkan kepada Allah semata.
“Nilai-nilai ketauhidan dan manajemen qalbu sangat terasa dalam tausiah yang diberikan Aa Gym,” ujarnya. (*)
Penulis M Fadloli Aziz. Editor Mohammad Nurfatoni.