PWMU.CO – Kantin Ibnu Sayyar SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (Muwri) Gresik menerima kunjungan dari SD Muhammadiyah 1 Krian (Sakr1) Sidoarjo, Jumat (14/2/20).
Disambut 6 siswa dalam kelompok kerja (Pokja) yang terdiri dari Muhammad Daffa Aprilian, Nabila Zahida, Andhita Putri Rosalina, Yoice Michelline Oktavia, Wildan Rifqi Al Wafi, dan Valentina Artika Febrianti Fauzia. Mereka menyuguhkan cara mencuci tangan, salam UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), dan yel-yel Pokja Kantin.
Kepala SD Muwri Kholiq Idris SPd mengaku bingung ketika menyampaikan sambutannya di hadapan semblan petugas kantin dan dua Waka SD Sakri. Dia merasa, kantin yang berdiri sejak 2005 ini masih perlu pembenahan.
“Bingung apa yang mau dipelajari dari sini, karena saya kira tidak ada bedanya dengan Kantin SD Sakri. Hanya saja di sini benar-benar terpantau minimnya penggunaan plastik, mengutamakan lingkungan yang bersih dan sehat,” jelasnya.
Soal nama, Khiliq Idris menjelaskan, nama Ibnu Sayyar, lanjutnya diambil dari ahli kuliner Islam dari Baghdad, Iraq yang hidup pada abad ke-9 M. “Dengan harapan makanan yang dijual di kantin ini bervariasi dan bergizi. Yang pasti harus thayyib dan halal,” tandasnya.
Melalui layar slide dia menjelaskan perkembangan kantin yang sempat berpindah tempat sebanyak beberapa kali. Dari tempat yang berukuran 2×2 meter yang sekarang menjadi ruang display piala, sampai kantin yang ada sekarang ini.
“Itupun sudah melalui tiga kali pembenahan hingga jadi seperti sekarang,” jelasnya.
Pengelolaan Kantin Ibnu Sayyar
Manajer kantin dipegang oleh salah satu guru, yaitu Silvi Rosalina SPd. Sedangkan untuk operasional dilaksanakan oleh dua karyawan SD Muwri, yaitu Ana Hanifah dan Warsinem.
“Tidak perlu mengeluarkan modal, karena semua makanan yang dijual di sini titipan dari wali murid. Setelah tutup, baru labanya dihitung untuk kantin 10 persen dari harga jual,” tandasnya.
Idris menegaskan, makanan yang dijual harus terbebas dari 5P, yaitu pewarna, pemanis, pengawet, perasa, dan pengental.
“Jika ada yang tidak sesuai dengan kriteria makanan tersebut, akan kami kembalikan ke penitip,” tegasnya.
Untuk memantau kualitas makanan sehat yang dijual, SD Muwri bekerjasama dengan Yayasan Ecoton dan Puskesmas Wringinanom. “Sebulan sekali petugas Puskesmas mengontrol makanan yang ada di kantin,” kata Idris.
Kantin yang menampung sebanyak 332 siswa ketika jam istirahat yang terbagi menjadi dua gelombang ini menerapkan kejujuran karena siswa mengambil makanan sendiri dan membayarnya di kasir. “Cara ini mengajarkan cara jual beli dan memahamkan siswa dengan nominal uang,” ungkapnya.
Sambutan dari tamu diwakili oleh Arum Ndaru SPd. Dia menyampaikan kegembiraannya karena Kantin SD Sakri ditunjuk untuk mewakili lomba kantin sehat. Sebelumnya SD Sakri menjadi juara lomba sekolah sehat (LSS) tingkat kabupaten dan akan melaju ke tingkat provinsi.
“Saya merasa senang di sini disambut baik dan bisa belajar bersama,” ujarnya.
Yang membedakan antara SD Muwri dengan SD Sakrti, terangnya, adalah jumlah siswa SD Sakri 710 sehingga kantin lebih luas yang terdiri dari 5 lapak/stand dengan 1 penjaga.
“Sayangnya masih ditemukan banyak bungkus plastik, karena makanan yang dijual kebanyakan dari produk pabrik,” ungkapnya.
Dengan kunjungan SD Sakri ke Kantin Ibnu Sayyar, Arum berharap akan menjadi inspirasi untuk mempunyai kantin yang terbebas dari sampah plastik. (*)
Kontributor Kusmiani. Co-editor Nely Izzatul Editor. Mohammad Nurfatoni.