PWMU.CO-Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu.
Ucapan Ali bin Abi Thalib itu dikutip Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Dr Taufiqullah A. Ahmady dalam Pengajian Jumat Pagi PCM Babat di Masjid Taqwa, Jumat (14/2/2020).
Menurut Taufiqullah, dari ucapan Ali bin Thalib ini menunjukkan Islam telah mengajarkan mendidik anak sesuai dengan zamannya. ”Cara mendidik anak dahulu tidak dapat diterapkan pada zaman sekarang,” jelasnya.
Semua manusia akan mati kembali kepada Allah, sambungnya, sebagai orang tua merasa senang jika anak-anak sudah mandiri. Orangtua sebisa pun tetap membantu dan paling berharga adalah bantuan pendidikan kepada anak cucu.
Dia menyatakan, orangtua jangan sampai memutuskan pendidikan anak gara-gara tidak ada biaya. Setiap lembaga ada program beasiswa yang bisa dimanfaatkan.
Di zaman kapanpun, dia megeaskan, pendidikan sangat penting. Mencari ilmu itu hukumnya wajib atas laki-laki dan perempuan muslim.
”Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan dalam masalah pendidikan. Dulu wanita itu dianggap kanca wingking artinya wanita itu hanya dijadikan pembantu belakang saja. Menurut Rasulullah hendaknya dirawat dengan sabar dan dibimbing,” tambahnya.
Tiga Ilmu Penting
Dia juga menyampaikan, orang yang memberikan ilmu itu harus kompeten, menguasai ilmu yang diberikan. Jika meraih sarjana agama atau mendapat gelar akademik lainnya, maka harus kompeten di bidangnya.
”Kalau dapat gelar akademik tapi tidak kompeten seperti anjing yang diberi kalung emas. Istilah Amien Rais, mereka keluar sebagaimana mereka masuk saja. Hum yakhrujuuna kamaa yadkholuuna,” ujarnya.
Taufiqullah lantas menyampaikan, ada tiga ilmu yang penting yang harus dipahami kaum muslim. Pertama, ilmu yang dapat menjadikan hati ikhlas karena Allah. Yaitu Ilmu Tauhid.
”Membantu oran lain, memberi bantuan hukum, menjadi politikus di legislatif maupun eksekutif, semata-mata karena Allah swt,” tuturnya.
Kedua, tambah dia, menjadikan manusia mengetahui halal dan haram yang dibahas dalan Ilmu Fiqih. Ketiga, ilmu yang dapat membawa paham al-Quran.
Dia mengatakan, orang yang baik adalah orang yang paham agama, sebagaimana sabda Nabi Muhamnad saw, barangsiapa dikehendaki menjadi orang baik, maka Allah akan memberikan pengertian dalam agama.
”Jadi nikmatlah orang yang diberi ilmu dan memiliki anak yang paham agama,” pungkas Taufiqullah menutup pengajian Jumat pagi itu. (*)
Penulis Hilman Sueb Editor Sugeng Purwanto